REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi III DPR RI, I Gede Pasek Suardika menilai aksi jemput paksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Polri semalam terjadi karena tiadanya komunikasi antara pimpinan KPK dan Polri.
"Pimpinannya saja susah berkomunikasi, bagaimana dengan anak buahnya. Ini yang terjadi sekarang, keduanya saling adu kekuasaan, adu kekuatan," kata Pasek di Jakarta, Sabtu menanggapi aksi jemput paksa penyidik KPK oleh Polri.
Ia yakin bila ada komunikasi yang baik, maka kejadian seperti semalam tak akan terjadi.
"Apa yang terjadi semalam ibarat menangkap ikan di sebuah aquarium. Kita mau tangkap ikan di dalam aquarium, tapi aquariumnya yang dipecahkan atau dihancurkan. Tentu hal ini sangat disesalkan," kata politisi Partai Demokrat itu.
Pasek berpandangan pengundangan ketiga lembaga penegak hukum oleh Komisi III DPR RI beberapa waktu lalu seharusnya ditangkap ketiganya sebagai dorongan kepada mereka untung saling berkomunikasi.
"Pimpinan Komisi III DPR RI akan undang kembali keduanya untuk duduk bersama-sama, menciptakan komunikasi yang baik sehingga kejadian seperti semalam tidak terjadi lagi. Tugas pemimpin bukan membuat hiruk pikuk suasana. Kalau sudah duduk bersama, ada komunikasi, maka tidak ada masalah," kata Pasek.
Puluhan personil Polri pada Jumat (5/9) malam menjemput paksa penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan yang dituduh melanggar hukum di Bengkulu delapan tahun silam.