Sabtu 06 Oct 2012 12:11 WIB

'Pimpinan KPK dan Polri Susah Berkomunikasi'

Ketua DPP Demokrat I Gede Pasek Suardika (kanan) bersama Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti (tengah) serta Pakar Komunikasi Politik UI Effendi Gazali (kiri) menjadi pembicara dalam diskusi membahas kasus Nazaruddin, Jakarta, Kamis (8/12). Merek
Foto: Antara
Ketua DPP Demokrat I Gede Pasek Suardika (kanan) bersama Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti (tengah) serta Pakar Komunikasi Politik UI Effendi Gazali (kiri) menjadi pembicara dalam diskusi membahas kasus Nazaruddin, Jakarta, Kamis (8/12). Merek

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi III DPR RI, I Gede Pasek Suardika menilai aksi jemput paksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Polri  semalam terjadi karena tiadanya komunikasi antara pimpinan KPK dan Polri.

"Pimpinannya saja susah berkomunikasi, bagaimana dengan anak buahnya. Ini yang terjadi sekarang, keduanya saling adu kekuasaan, adu kekuatan," kata Pasek di Jakarta, Sabtu menanggapi aksi jemput paksa penyidik KPK oleh Polri.

Ia yakin bila ada komunikasi yang baik, maka kejadian seperti semalam tak akan terjadi.

"Apa yang terjadi semalam ibarat menangkap ikan di sebuah aquarium. Kita mau tangkap ikan di dalam aquarium, tapi aquariumnya yang dipecahkan atau dihancurkan. Tentu hal ini sangat disesalkan," kata politisi Partai Demokrat itu.

Pasek berpandangan pengundangan ketiga lembaga penegak hukum oleh Komisi III DPR RI beberapa waktu lalu seharusnya ditangkap ketiganya sebagai dorongan kepada mereka untung saling berkomunikasi.

"Pimpinan Komisi III DPR RI akan undang kembali keduanya untuk duduk bersama-sama, menciptakan komunikasi yang baik sehingga kejadian seperti semalam tidak terjadi lagi. Tugas pemimpin bukan membuat hiruk pikuk suasana. Kalau sudah duduk bersama, ada komunikasi, maka tidak ada masalah," kata Pasek.

Puluhan personil Polri pada Jumat (5/9) malam menjemput paksa penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan yang dituduh melanggar hukum di Bengkulu delapan tahun silam. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement