REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari jajaran Pemerintah Kota Solo batal berbondong-bondong ke Jakarta, untuk menghadiri pelantikan Gubernur DKI Jakarta 2012-2017 pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok), Ahad (7/10).
Loyalis Jokowi ikut ke ibu kota lantaran pelantikan gubernur bertepatan dengan hari libur, Ahad. Namun, berhubung Kemendagri mengundur jadwal pelantikan dari 7 Oktober menjadi 11 Oktober, niat ngluruk ke Jakarta diurungkan. Ini karena waktu pelantikan masih hari dinas bekerja.
Sebelumnya, Jokowi dikabarlan dilantik 7 Oktober. Karena bertepatan dengan hari libur, sejumlah PNS, termasuk kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Solo berencana ikut mangayubagyo pada pelantikan bekas wali kotanya. Namun oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), pelantikan Jokowi diundur pada 11 Oktober.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Budhi Suharto, Sabtu (6/10) akhir pekan kemarin, menegaskan, jika pelantikan Jokowi dilaksanakan pada hari kerja, ia tidak memperbolehkan pegawainya grudugan ke Jakarta. “Kalau tanggal 11 Oktober, tidak boleh berangkat,” katanya.
Kenyataannya, tak banyak pejabat yang bakal menghadiri pelantikan Jokowi. Paling, jumlahnya tidak sampai puluhan orang. DPRD Provinsi DKI Jakarta hanya mengirimkan undangan sekitar lima sampai sepuluh orang saja. “Hanya berkisar itu. Saya pastikan, yang berangkat ke sana tidak ompak-ompakan (terlalu banyak),” tambahnya.
Jokowi sendiri, Jumat (5/10) malam lalu, sudah berpamitan di hadapan ribuan masyarakat Solo. Sudah diagendakan acara pamitan digelar menjelang pelantikan menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sebelum mengucapkan kata pamit, Jokowi mendapatkan kenang-kenangan berupa sebuah wayang kulit dengan tokoh Puntadewa atau Yudhistira. Tokoh tersebut dalam dunia pewayangan merupakan putra sulung dari lima bersaudara dari kerajaan Astina yang dikenal dengan Pandawa.
Dalam pesannya, Jokowi meyakinkan pada masyarakat sepeninggal dirinya nanti, pemerintahan Solo dapat berjalan seperti sediakala. “Pak Rudy sudah tujuh tahun bekerja bersama dengan saya. Luar dalamnya saya juga tahu 100 persen, Pak Rudy seperti apa. Tapi masalah lapangan, Pak Rudy lebih menguasai,” kata Jokowi.