Ahad 07 Oct 2012 10:52 WIB

Iran: NATO Ancang-Ancang Campur Tangan di Suriah

Ali Akbar Velayati
Foto: presstv.ir
Ali Akbar Velayati

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Penasehat senior pemimpin spiritual Iran, Ali Akbar Velayati, Sabtu (6/10), mengatakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang menyiapkan dasar untuk turut campur tangan militer di Suriah. Velayati menanggapi hal itu atas baku-tembak artileri baru-baru ini antara Suriah dan Turki.

Menurut pernyataan pihak Turki, bom artileri Suriah mendarat di wilayah Turki, Sabtu sore, sekitar 1.200 meter dari perbatasan Suriah. "Tentara Tukri membalas terhadap Suriah dengan menembakkan dua bom mortir pada Sabtu sore," sebut pernyataan itu, seperti dilansir Xinhua, Ahad (7/10).

Sabtu pagi, dua bom artileri Suriah telah mendarat di dalam wilayah Turki, satu pada pukul 07.00 waktu setempat (11.00 WIB) dan satu lagi pada pukul 11.30 waktu setempat (15.30 WIB). Turki dan Suriah kadangkala telah saling tembak di perbatasan selama empat hari setelah satu bom mortir dari wilayah Suriah jatuh pada Rabu (3/10) di Kota Akcakale di Provinsi Sanliurfa, Turki, dan menewaskan lima orang Turki.

Velayati, yang pernah menjadi menteri luar negeri Iran, mengatakan, "Hari ini, NATO siap mengeluarkan ancaman terhadap Suriah dan bermaksud memasuki Suriah dengan dalih satu anggota organisasi ini, negara tetangga Suriah, 'telah terancam'."

Negara tertentu di barat, kata dia, berusaha menyeret NATO ke dalam masalah regional. Ditambahkannya, "Barat sedang menggali lubang sehingga Turki, Suriah, dan seluruh wilayah tersebut akan terkubur di dalamnya dan Kebangkitan Islam (Arab Spring) akan tertutupi. Negara regional, termasuk Suriah, Turki dan Irak mesti tetap siap karena Amerika Serikat dan sekutunya memiliki rencana bagi semua negara regional."

Israel dan sekutu Baratnya telah menelurkan rencana baru terhadap Suriah dan negara regional tertentu, kata Velayati. Dia mengatakan, dalih pertama yang diberikan oleh Barat untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Suriah ialah Presiden Suriah Bashar al-Assad tak menanggapi tuntutan sah masyarakat.

"Namun ketika Barat sampai pada kesimpulan bahwa rakyat adalah pendukung pemerintah, mereka memutuskan untuk mengirim tentara asing ke Suriah dan juga mendorong negara tetangga untuk mendukung mereka," kata Velayati sebagaimana dikutip kantor berita Mehr.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement