Ahad 07 Oct 2012 15:09 WIB

Turki Balas Serangan Suriah

Rep: Antara/Reuters/ Red: Djibril Muhammad
Bendera Turki
Bendera Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTAMBUL -- Turki kembali menyerang setelah bom mortir Suriah mendarat di lapangan Turki selatan Sabtu (6/10), saat setelah Perdana Menteri Tayyip Erdogan memperingatkan Suriah bahwa Turki tidak segan berperang jika dipanas-panasi.

Setidak-tidaknya, tiga peluru mortir ditembakkan dari Suriah mendarat di distrik Yayladagi, Turki, Sabtu, kata kantor gubernur provinsi Hatay, Turki. Tidak ada korban dalam serangan itu. Pasukan perbatasan Turki membalas serangan itu dengan menembakkan mortir.

Ini adalah hari keempat serangan balasan Turki setelah serangan pasukan Suriah yang menewaskan lima warga sipil Turki Rabu.

Baku tembak itu adalah aksi kekerasan lintas perbatssan paling seru dalam konflik Suriah, yang dimulai pemberontakan demokrasi tetapi meningkat menjadi perang saudara. Baku trmbak itu menunjukkan bahwa krisis itu dapat mengacaukan kawasan Turki yang anggota NATO.

Turki dulu adalah sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assd tetapi kemudian berubah menentang dia setelah tanggapan keras terhadap pemberontakan yang menurut PBB menewaskan lebih dari 30 ribu orang.

Turki menampung hampir 100.000 pengungsi Suriah di kamp-kamp di daerahnya, mengizinkan para pemimpin pemberontak berlindung dan menyerukan Bashar mundur. Angkatan bersenjata Turki jauh lebih besar ketimbang Suriah.

Erdogan Jumat mengatakan negaranya tidak menginginkan perang tetapi memperigatkan Suriah jangan melakukan satu 'kesalahan fatal' dengan menguji kekuatannya. Damaskus mengatakan bom-bom mortirnya jatuh di daerah Turki tanpa disengaja.

Menlu Turki Ahmet Davutoglu Sabtu mengatakan izin parlemen bagi kemungkinan aksi militer lintas perbatasan bertujuan sebagai satu tindakan penangkalan.

"Mulai dari sekarang sampai seterusnya, jika ada satu serangan terhadap Turki pihaknya tidak akan tinggal diam," katanya dalam satu wawancara dengan stasiun televisi TRT.

Negara-negara Barat mendukung Turki menghadapi Suriah tetapi menunjukkan tidak ada keinginan untuk melakukan intervensi seperti yang mereka lakukan dalam membantu menggulingkan pemimpin Libya Muammar Qaddafi.

Turki menyerukan pemberlakukan satu zona aman di Suriah zona larangan terbang yang negara-negara NATO tidak bersedia awasi.

Davutoglu mengatakan penengah internasional untuk Suriah Lakhdar Brahim akan ke Turki sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjugi Ankara dalam 10 hari ke depan.

Ketua Liga Arab Elaraby dalam wawancara dengan satu surat kabar menyebut misi Suriah Brahimi "hampir tidak mungkin." Menjawab pertanyaan tentang usaha-usaha Mesir-Arab Saudi- Turki dan Iran untuk menyelesaikan krisis itu Elaraby mengatakan:"Solusi itu harus disetujui Iran.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 25 September menuduh Iran membantu mempertahankan Bashar untuk tetap berkuasa tetapi menolak mempersenjatai pemberontak Suriah, antara lain karena khawatir sejumlah dari mereka yang memerangi pemerintah Bashar adalah kelompok garis keras Islam yang memusuhi Barat. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta Sabtu mengatakan bahwa konflik di Suriah dapat meluas.

Konflik itu mulai meluas ke negara-negara tetangga seperti Turki. Tetapi jelas bahwa kini terjadi baku tembak antara kedua negara ini yang menimbulkan kecemasan yang semakin meningkat bahwa konflik ini dapat meluas, kata Panetta dalam jumpa wartawan di Lima, ibu kota Peru dengan menteri pertahanan negara itu.

Iran Sabtu menyerukan pembebasan segera para warga Iran yang disandera pemberontak Suriah dan mengatakan pihaknya meminta pemberontak dan para pendukung mereka bertanggung jawab atas nyawa-nyawa para sandera itu.

Pemberontak Suriah menangkap 48 warga Iran awal Agustus karena mencurigai mereka adalah personil militer. Teheran mengatakan mereka adalah peziarah yang mengunjungi satu tempat suci Syiah di Damaskus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement