Senin 08 Oct 2012 17:18 WIB

Ini Pengakuan Keluarga Soal Teror yang Dialami Novel

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Hazliansyah
 Aktivis dari berbagai LSM mendatangi KPK menyatakan dukungannya kepada KPK, Jakarta, Jumat (5/10) malam.
Foto: Widodo S.Jusuf/Antara
Aktivis dari berbagai LSM mendatangi KPK menyatakan dukungannya kepada KPK, Jakarta, Jumat (5/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) asal Polri, Kompol Novel Baswedan, disebut kerap mendapat teror.

Adik Novel, Hafidz Baswedan, mengatakan teror terhadap keluarga kakaknya kerap terjadi setelah tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di Korlantas Polri.

Hafidz mengatakan, teror itu dilancarkan ke kediaman kakaknya di kawasan Kelapa Gading. Disana, kata Hafidz, sering ada laporan dari satpam bahwa rumah Novel sering diawasi oleh orang tak dikenal.

Hafidz mengatakan, pernah juga ada orang yang masuk ke dalam rumah, lalu lari tanpa sebab dan tujuan yang jelas. Ketua RW-nya pun melapor pernah diinterogasi seseorang.

''Tapi sejak kasus Jumat malam lalu, saya tidak tahu lagi. Dan kakak saya Novel tidak bisa dikontak,'' ujar Hafidz dalam obrolan online dengan Republika, Selasa (8/10). 

Hafidz yang perwira Angkatan Laut ini yakin, berbagai teror itu tidak akan diakui para jenderal polisi yang disebutnya munafik.

''Yang pasti teror itu ada,'' ujarnya. 

Kemelut KPK-Polri jilid II mencapai puncak pada Jumat malam hingga Sabtu dinihari pekan lalu. Saat itu rombongan gabungan Polda Metro Jaya dan Polda Bengkulu mendatangi Gedung KPK guna menangkap salah satu penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan.

Novel menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan delapan tahun lalu saat dia bertugas menjadi Kasat Reskrim di Polresta Bengkulu.

Dianggap melanggar kode etik, Novel sebagai pimpinan pasang badan. Setelah menjalani sidang etik, dia ditegur keras. Menurut keterangan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, kasus itu sudah dinyatakan selesai.

Saat ini, Novel bertugas menjadi ketua satuan tugas penyidikan kasus dugaan korupsi Korps Lalu Lintas Polri yang menyeret mantan Kepala Korlantas dan bekas Gubernur Akademi Kepolisian Irjen Pol Djoko Susilo. Keberadaannya sampai saat ini masih dirahasiakan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement