Selasa 09 Oct 2012 13:47 WIB

Mewaspadai Penipuan (2-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Penipuan (ilustrasi).
Foto: calvarychapelabuse.com
Penipuan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Jika penipuan bukan merupakan tindakan pelanggaran terhadap hak kemanusiaan seseorang dan agama niscaya perbuatan yang bertentangan dengan syariat Rasul ini tidak akan dicegah.

Di pihak lain, orang yang paling bijaksana adalah orang yang senantiasa mempertimbangkan segala akibat yang akan timbul dari perbuatannya, melakukan introspeksi dan mendudukkan dirinya pada peringkat kemuliaan dan keadilan yang paling tinggi.

Semoga Allah memberkati apa yang ada di tangannya dan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan perolehan derajat yang paling tinggi.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami."

Suatu ketika, Rasulullah SAW melihat kurma yang dijual lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam tumpukan kurma. Tiba-tiba, beliau menyentuh sesuatu yang basah, kemudian beliau bertanya kepada si penjual kurma, “Kenaapa ini?”

Dia menjawab. “Terkena air hujan, wahai Rasulullah.”

Lalu beliau melanjutkan sabdanya, “Kenapa tidak engkau taruh di atas, agar para pembeli bisa melihatnya? Barangsiapa menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami."

Berdasar hadis mulia tadi bisa diambil suatu pengertian, bahwa manusia diharuskan memahami perkara-perkara agamanya. Baik yang berhubungan dengan masalah ‘ubudiyah dan mu’amalah, maupun semua transaksi yang dibenarkan oleh syariat agama.

Tak seorang pun memegang teguh prinsip kejujuran, melainkan Allah mencintainya dan menjadikannya dicintai hamba-hamba-Nya. Semoga Allah melimpahkan taufik kepada kaum Muslimin dalam saling bertukar nasihat dan berpegang teguh pada kejujuran.

Ya Allah, jadikanlah kami pecinta iman, dan hiasilah hati kami dengan iman. Jadikanlah kami seteru bagi kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan, dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang beroleh petunjuk.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An-Nahl: 128).

* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement