REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris bernama Imron. Imron termasuk dalam daftar pencarian orang yang menjadi bagian dari kelompok Muhammad Toriq.
Penangkapan dilakukan di Jalan Kangkung Kelurahan Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10) sekitar pukul 15.30. Pria kelahiran 26 Januari 1986 tersebut diketahui merupakan lulusan Darus Shahada, Boyolali.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Suhardi Alius mengatakan Imron memiliki sejumlah peran. Ia adalah kurir kelompok Santoso.
"Ia juga berperan sebagai fasilitator peserta latihan ala militer di sekitar Sulawesi Tengah," ujar Suhardi saat konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (9/10).
Peran Imron lainnya adalah mencari atau membeli senjata api, belajar merakit bom di kelompok Badri (Solo) dan kelompok Toriq, melakukan fa'i (pendanaan) berulang kali di wilayah Sulawesi Tengah atas perintah Santoso dan memiliki senjata api revolver.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan belum diketahui ada barang bukti yang disita saat penggrebekan terduga teroris tersebut.