Rabu 10 Oct 2012 05:50 WIB

Ilmuwan Jepang, Shinya Yamanaka Raih Nobel Kedokteran

Ilmuwan Jepang Shinya Yamanaka
Foto: AFP
Ilmuwan Jepang Shinya Yamanaka

REPUBLIKA.CO.ID, Shinya Yamanaka dari Jepang telah memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran atas temuannya di bidang sel punca yang merupakan terobosan. Lahir di tahun 1962 di Jepang pada awal masa booming manufaktur, Yamanaka adalah anak tunggal dari seorang pemilik pabrik yang memproduksi suku cadang untuk mesin jahit.

Namun ayahnya mengatakan kepadanya ia sebaiknya tidak mengikuti jalur tradisioinal Jepang dan mewarisi bisnis keluarga, tapi menjadi seorang dokter. Separuh abad kemudian dan setelah sempat menjadi dokter spesialis tulang, ia menjadi terkemuka di bidang riset sel punca.

Yamanaka dari Universitas Kyoto kini mendapat penghargaan atas temuannya, bersama John Gurdon dari Inggris, tentang bagaimana sel-sel dapat diprogram kembali untuk menjalankan fungsi baru.

Apa yang dinamakan 'programming nuklir' menggunakan sel dewasa untuk menciptakan sebuah sel punca -- semacam lembaran putih yang mempunyai potensi untuk menjadi sel apa saja di dalam tubuh.

Seperti dilaporkan ABC, Selasa (9/10), para ilmuwan mengatakan, dengan cara ini mereka dalam memperoleh bahan untuk eksperimen atau untuk digunakan di dalam tubuh - mungkin sebagai sarana untuk memperbaiki atau bahkan mengganti organ yang rusak atau mati.

John Gurton dari Inggris menunjukkan ia dapat mengambil sel dewasa dari katak dan menggunakannya untuk membuahi sebuah telur yang kemudian menjadi anak katak.

Shinya Yamanaka mengubah sel tikus dewasa menjadi sel punca pluripotent - yakni sel yang diprogram kembali untuk menjadi berbagai jaringan yang berbeda. Pada 2007, ia juga melakukannya dengan sel manusia.

Yamanaka berhasil mengembangkan sel dewasa untuk menciptakan sel punca tanpa perlu menciptakan atau menghancurkan sebuah embrio.

Temuannya ini dianggap sebagai suatu terobosan karena menunjukkan kemungkinan untuk menghilangkan masalah etika yang rumit dari riset sel punca embrionik.

Riset sel punca dipandang sebagai berpotensi untuk menyelamatkan nyawa dengan membantu menemukan penyembuhan atas penyakit-penyakit seperti kanker dan diabetes atau untuk mengganti sel-sel, jaringan dan organ yang rusak.

Juga diharapkan akan membantu menyembuhkan penyakit-penyakit seperti Parkinson atau Alzheimer, serta membantu menciptakan obat-obatan baru dan meningkatkan riset.

Yamanaka mendapat penghargaan di tahun 2009, bersama Gurdon, dengan Hadiah Lasker atas risetnya di bidang sel punca. Pada tahun ini bersama seorang software engineer, ia mendapat 'Millennium Technology Prize' bernilai 1.2 juta euro.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement