REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Klas IV Nunukan Kalimantan Timur, Taruna Mona, di Nunukan, Rabu, mengatakan penerbangan dan pelayaran di wilayah itu hanya aman apabila dilakukan pada siang hari.
"Khusus pelayaran kapal-kapal yang bermesin di bawah GT 15 itu tidak aman karena tingginya ombak yang mencapai dua meter yang disebabkan oleh hembusan angin yang sangat kencang," ujarnya.
Begitu juga bagi penerbangan. Taruna menegaskan agar penerbangan tidak dilakukan pada malam hari karena hujan dan tiupan angin kencang terjadi pada saat itu.
Siklon tropis yang menyebabkan angin kencang tersebut terjadi di atas 10 derajat Lintang Utara dan Selatan. Kondisi yang sebenarnya tidak aman untuk penerbangan dan pelayaran.
Siklon tropis prapiroon ini, Taruna Mona menjelaskan, semacam pusaran angin yang terjadi di tengah lautan. Itu sama dengan badai tornado di daratan yang berdampak pada pelayaran dan penerbangan di wilayah itu.
"Akibat dari siklon yang terjadi di Filipina memang mengganggu cuaca di Nunukan yang efeknya pada penerbangan dan pelayaran," katanya.