REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan hasil investigasi termutakhir soal insiden penyerang konsulat AS di Benghazi, Libia.
Deplu AS menyatakan, serangan yang menewaskan duta besar untuk Libia, Christopher Steven dan tiga staff diplomatik itu tidak berkaitan dengan aksi protes terhadap film anti-Islam Innocence of Muslims.Hal tersebut terungkap dalam sebuah dokumen laporan investigasi yang diserahkan ke Kongres AS, Rabu (10/10).
Dalam dokumen tersebut dijelaskan, serangan Benghazi dilakukan oleh beberapa kelompok orang dengan senjata berat seperti senapan mesin, granat luncur (granat dengan peluncur roket), dan mortir dengan jangkauan lebih dari satu mil.
"Itu (keterkaitan dengan protes film anti-Islam) bukanlah kesimpulan kami," kata seorang pejabat Deplu AS yang enggan disebut identitasnya seperti dikutip AP.
Sebelumnya, Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice mengatakan, pihaknya menduga serangan tersebut terjadi secara spontan. Serangan yang terjadi bertepatan dengan peringatan 11 tahun peristiwa pemboman WTC 11 September itu dipicu oleh beredarnya film Innocence of Muslims yang diproduksi di AS.
Dalam investigasi terbaru, Eric Nordstrom, petugas keamanan regional AS di Libia mengaku telah mencium indikasi adanya serangan tersebut. Ia telah meminta peningkatan keamanan di konsulat AS di Libia beberapa pekan sebelum terjadi serangan, namun permintaan tersebut ditolak.