REPUBLIKA.CO.ID, Serangan demi serangan yang dilakukan para oposisi Suriah belum mampu menggulingkan Bashar Al Assad dari kursi presiden. Bahkan, dilaporkan beberapa negara Barat juga ikut terlibat dalam upaya pendongkelan tersebut.
Bagi Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Bob Carr ada salah satu cara untuk dapat menurunkan Bashar Al Assad dari kursi presiden yakni, dengan pembelotan militer besar-besaran dan asasinasi.
Hal itu disampaikan dia dalam acara 'Four Corners' di Televisi ABC, Rabu (10/10). Namun, disampaikan dia, upaya tersebut belum tentu terjadi dalam waktu dekat. Setidaknya, menurut dia, pertempurang antara rezim Bashar Al Assad dengan para penentangnya saat ini terbilang seimbang.
"Saya rasa kita akan tahu bahwa konflik sudah semakin berimbang kalau ada pembelotan besar dari pemerintah Assad, khususnya pembelotan yang membawa sebagian dari angkatan bersenjatanya," katanya.
"Ini kedengaran brutal dan tak berperasaan, (tapi) mungkin asasinasi dikombinasi dengan pembelotan besar yang membawa sebagian besar militer adalah apa yang diperlukan untuk menghasilkan satu: gencatan senjata, dan dua: perundingan politik," tambahnya lagi.
Sebelumnya sudah ada bebera jenderal yang membelot. Pada Juli saja, ada beberapa jenderal yang membelot. Sebut saja Jenderal Munaf Tlass. Teman masa kecil Bashar Al Assad ini membeloat pada 3 Juli kemarin.
Tlass adalah perwira militer tertinggi yang meninggalkan pemerintah Suriah. Ia adalah putra mantan menteri pertahanan Mustafa Tlass, kawan dekat Hafez al-Assad almarhum, ayah Bashar al-Assad. Tlass juga seorang anggota kalangan dalam pemerintah di Suriah.
Pada 20 Juli juga terjadi hal yang sama. sebanyak Sepuluh petugas termasuk satu jenderal melarikan diri ke Turki. Selain itu, dua brigadir jenderal juga menyeberang ke Turki. Pembelotan paling akhir itu membuat jumlah jenderal Suriah yang berlindung diri di Turki menjadi 18, termasuk seorang pensiunan jenderal.