REPUBLIKA.CO.ID, STOKE -- Michael Owen ikut meramaikan topik tentang diving yang sedang ramai dibicarakan akibat ulah pemain Liverpool, Luis Suarez, yang kerap diving di kotak penalti. Owen mengaku menjatuhkan diri di dunia Piala Dunia yang diikutinya, yaitu Piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2002.
Kedua 'diving' yang dilakukan striker yang kini memperkuat Stoke City itu kebetulan selalu dilakukannya saat Inggis menghadapi Argentina. Yang pertama adalah saat ia dijegal Roberto Ayala di perdelapan final Piala Dunia 1998. Sedangkan yang kedua adalah saat ia ditekel Mauricio Pochettino di penyisihan grup Piala Dunia 2002.
"(Sama seperti Suarez) saya juga bersalah saat saya bermain di Piala Dunia 1998. Saat itu saya berlari, terkena senggol, dan jatuh. Bisakah saya tetap berdiri? Mungkin iya," kata Owen kepada Sky Sports.
"Kemudian empat tahun kemudian (wasit Pierluigi Collina) memberi saya sebuah penalti saat melawan Argentina. Lagi-lagi seharusnya saya bisa berdiri. Memang bek saat itu menyentuh saya, akan tetapi saya seharusnya bisa tetap berdiri," kata Owen.
"Itu (diving) adalah obyek yang sangat sulit dibicarakan untuk orang yang tidak pernah bermain bola. Memang terdapat skill tersendiri untuk mengecoh lawan," ujar mantan pemain Liverpool, Real Madrid, Newcastle, dan Manchester United itu.
"Saya sangat menentang diving. Saya tidak pernah menjatuhkan diri untuk mendapatkan penalti tanpa disentuh sebelumnya, akan tetapi anda akan selalu mencoba menekan batas semaksimal mungkin untuk membuat tim anda menang tanpa berlaku curang," ujar Owen.
Menurut Owen, seorang striker akan selalu mencoba masuk ke dalam kotak penalti dan membuat bek lawan menyentuh kaki mereka. Menurutnya, hal itu adalah skill yang telah dipraktekkan selama bertahun-tahun, oleh karena itu tak mungkin dihilangkan dari sepakbola. Nah, itu menurut Owen. Bagaimana menurut anda?