REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepolisian Resor (Polres) Depok dan Dinas Pendidikan akan menggelar temu pelajar menyusul maraknya aksi tawuran antar pelajar yang terjadi akhir-akhir ini. Temu pelajar ini rencananya akan diadakan pada 12-13 Oktober mendatang.
Agar kegiatan ini lebih efektif, Polres Depok juga menghadirkan para alumni yang mempunyai hobi tawuran untuk memberikan testimoni dan true story. Tidak hanya para pelajar yang hobi tawuran, orang tua korban tawuran antar pelajar pun turut menghadiri kegiatan temu pelajar ini untuk mengutarakan perasaannya karena kehilangan anak.
Orang tua korban tawuran yang rencananya akan ikut menghadiri kegiatan ini adalah orang tua Dedi Triyuda, siswa SMK Pancoran Mas yang merupakan korban tawuran yang meninggal.
Dalam kegiatan ini, para pelajar juga diminta untuk berikrar agar tidak melakukan tawuran lagi. Temu pelajar ini melibatkan para siswa yang berlangganan tawuran sehingga diharapkan dapat meminimalisir bentrokan antar pelajar dan sekolah.
Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan temu pelajar yang rencananya akan diadakan pada Jumat dan Sabtu ini akan diikuti oleh siswa se-Depok. "Ada 12 siswa SMU dan SMK yang ikut dalam kegiatan temu pelajar ini dan targetnya 200-300 pelajar," katanya kepada Republika, Kamis (11/10).
Dalam kegiatan ini, para pelajar akan diberikan pembinaan mental melalui outbound dan team building. "Acara ini nantinya akan diadakan di Panti Asuhan Wisma Karya Bhakti Yayasan Otista di Jalan Curug Bojongsari, Sawangan Depok," kata Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni.
Ia menambahkan dalam jalin silaturahmi antar pelajar ini, pelajar diminta untuk ikut renungan malam dan mengucapkan ikrar. Menurutnya untuk meminimalisir adanya tawuran harus ada kerjasama antar sekolah, dinas, dan juga kepolisian. "Ini tanggung jawab bersama," katanya.