REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Misi Haji Indonesia daerah kerja Makkah meminta pihak penyedia jasa transportasi di Tanah Suci tak menagih lagi biaya transportasi kepada jamaah calon haji Indonesia yang paspor dan dokumennya terbakar.
Permintaan itu disampaikan menyusul terbakarnya 47 paspor jamaah calon haji Indonesia yang menumpang bus Ummul Qura, Senin (8/10) sekitar pukul 16.30 waktu Arab Saudi. Dalam peristiwa itu, seluruh koper dan tas tenteng yang diangkut dalam bus rombongan 5 kloter 13 embarkasi Ujungpandang itu juga habis terbakar.
‘’Kami meminta jaminan kepada pihak maktab dan naqabah (penyedia jasa transportasi) agar tak memungut lagi biaya transportasi bagi jamaah tersebut,’’ ujar Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat, Kamis (11/10).
Terkait terbakarnya bus Ummul Qura yang mengangkut jamaah calon haji dari Gowa ditemukan fakta baru. Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr Muh Ilyas Ambo Tuwo SpPD, menuturkan berdasarkan kesaksian para jamaah bus tersebut sempat singgah di sebuah bengkel karena sopir merasa bus sudah sangat panas.
‘’Namun, montir di bengkel itu meyakinkan sopir bahwa bus masih mampu untuk melanjutkan perjalanan hingga ke Makkah,’’ tutur Ilyas. Karena tertinggal dari rombongan yang lain, sopir memacu bus dengan kecepatan tinggi.
Hingga akhirnya, sebuah taksi memberi tahu sopir untuk menepi karena bagian belakang bus sudah terbakar. Sopir sempat panik, karena ketika bus berhenti pintu tengah tertutup. Untung saja, jamaah yang ada di paling depan mengganjal pintu depan yang akan tertutup dengan tas dan kakinya.
‘’Sampai kaki jamaah itu bengkak akibat menahan pintu depan agar tak menutup,’’ kata Ilyas. Jamaah yang mayoritas perempuan itu akhirnya bisa menyelamatkan diri dari kepungan api.