REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Suriah menyatakan satu pesawat tujuan Damaskus yang dipaksa mendarat di Ankara oleh jet tempur Turki sewaktu dalam penerbangan dari Moskow, Rusia, telah membawa barang sah.
"Pesawat tersebut tidak membawa barang apa pun yang tidak sah," kata Ghaida Abdulatif, Kepala Syrian Arab Airlines, kepada wartawan di Damaskus, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (11/10).
"Ketika pesawat itu diperiksa, jelas bahwa ada barang sipil berupa perlengkapan listrik yang diperkenankan diangkut dan telah didaftar secara resmi," jelasnya.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, juga mengutip pernyataan Abdulatif bahwa pemerintah Turki menyerang awak pesawat sebelum pesawat tersebut diperkenankan lepas landas. Tapi kantor berita itu tak memberi penjelasan lebih lanjut.
Sebelumnya menteri perhubungan Suriah, sebagaimana dikutip stasiun Televisi Al-Manar, Lebanon, menggambarkan tindakan paksa Turki supaya pesawat penumpang tersebut mendarat sebagai aksi perompakan udara.
Para pejabat Turki sendiri mencurigai pesawat itu membawa perlengkapan militer ke Suriah, tempat pasukan militer Presiden Bashar al-Assad sedang memerangi gerilyawan.
Abdulatif mengatakan tindakan Turki itu tidak manusiawi dan perusahaan penerbangan tersebut akan mengajukan keluhan ke lembaga penerbangan internasional sehubungan dengan tindakan itu.