REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi III memulai rangkaian fit and proper test terhadap 30 calon Komisioner Komnas HAM, Kamis (11/10). Hari ini, ketiga puluh calon komisioner mendapat tes menulis, membuat makalah dengan tema berbeda-beda yang terkait dengan tugas Komnas HAM.
Setelah itu, para calon akan diminta mempresentasikan makalahnya kemudian didalami oleh anggota Komisi III dengan mengajukan pertanyaan, mulai Senin hingga Jumat (15-19/10).
"Indikatornya nanti diserahkan pada masing-masing fraksi, dari makalah itu kan kemampuan menulis, nanti kemampuan wawancara, dan sisi materi makalahnya yang akan dinilai fraksi, karena cara pandang fraksi beda-beda, jadi semuanya diserahkan pada fraksi,"ujar Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika di Gedung Parlemen Jakarta, Kamis (11/10).
Selain tulis dan wawancara, Komisi III, jelas dia, juga akan menilai kemampuan calon komisioner dengan mengamankan amanat konstitusi yang mengindikasikan soal HAM.
Ke-30 Calon komisioner itu, kata Gede Pasek, merupakan orang-orang yang telah dipilih oleh Panitia Seleksi (Pansel) yang datang dari berbagai jenis latar belakang.
Salah satunya adalah Mochamad Soedioto, seorang penyandang Tuna Netra. Meski begitu, Soedioto mengatakan bahwa keterbatasannya tidak akan menghambat tugasnya jika terpilih nanti.
"Sekarang kan sudah ada komputer, alat machine. Jadi kita harus memperjuangkan untuk membenahi HAM yang masih memprihatinkan. Saya sebagai masyarakat harus punya visi ke depan untuk bangsa negara secara utuh," katanya.