REPUBLIKA.CO.ID, Tim dokter Pakistan bekerja keras sepanjang malam untuk mengeluarkan peluru dari seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang ditembak Taliban, karena mendorong pendidikan untuk anak perempuan.
Malala Yousafzai, 14, baru saja meninggalkan sekolah di Mingora di Lembah Swat ketika seorang penembak mendekati bis sekolahnya dan menembaknya.
Dua siswi lainnya mengalami luka-luka dalam serangan itu. Malala kini dirawat di ICU di sebuah rumah sakit di Peshawar. Insiden itu menimbulkan kemarahan di seluruh dunia.
Tim dokter berhasil mengeluarkan peluru dari Malala dalam operasi panjang dan akan mempertimbangkan apakah ia perlu dipindahkan untuk perawatan lebih lanjut. Seorang anak perempuan lainnya yang terluka, Shazia Razaman, menegaskan kepada Al Jazeera, Kamis (11/10) Malala sengaja diserang.
"Pria itu bertanya, "Mana Malala?" dan seorang siswa menunjuk ke arah Malala dan pria itu melepaskan tembakan. Kemudian saya tidak tahu lagi apa yang terjadi dan tiba-tiba saya terbangun di rumah sakit," katanya.
Taliban dengan bangga menegaskan bertanggung-jawab atas serangan itu. Juru bicara Taliban, Ehsanullah Ehsan, mengatakan kepada AFP, pihaknya menembak anak perempuan itu setelah berulang-kali memperingatkannya untuk tidak lagi berbicara mengritik mereka.
"Ia adalah anak yang berpikiran Barat. Ia selalu berbicara menentang kami. Kami akan menyerang barang siapa yang berbicara melawan Taliban," katanya.
"Kami sudah memperingatkannya untuk jangan lagi berbicara menentang Taliban dan jangan lagi mendukung Barat, dan mengikuti jalan Islam," tambahnya.