REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota (pemkot) Semarang berencana menjadikan kawasan Tugu dan Simpang Lima sebagai lokasi wisata yang mengalahkan resort Bali. Pegelaran acara Pandanaran Art Festival (PAF) pada Sabtu (20/10) diharap bisa menjadi mediasi yang tepat untuk memperkenalkan keunikan budaya kota tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya, Nurjanah, mengatakan kota Semarang sudah sepantasnya menjadi salah satu ikon wisata Indonesia. Selain lokasinya yang strategis, kota ini mempunyai keunikan dalam hal budaya dan kesenian daerah.
“Ada empat etnis yang mendiami Semarang. Itu adalah keunikan budaya kota ini,” kata Nurjanah pada wartawan, Jumat (12/10).
Menurut Nurjanah, nantinya kegiatan ini akan mengangkat kembali kesenian serta kebudyaan dari etnis Jawa, Cina, Arab dan Belanda yang berasimilasi dengan warga Semarang. Selain sebagai daya tarik wisata yang memperkenalkan uniknya nuansa kota itu, pegelaran festival tersebut juga akan menjadi wadah masyarakat Semarang mengingat kembali unsur-unsur pembentuk kota mereka.
Semarang yang sudah berumur 426 tahun ini tentunya memiliki perbedaan dengan kota-kota lainya di Jawa Tengah. Namun selama ini, hal tersebut kurang menjadi fenonema masyarakat sehingga peninggalan budaya hanya menjadi sisa-sisa sejarah belaka.
“Dengan adanya program Ayo Wisata Semarang maka lokasi bersejarah tersebut akan dibangun kembali,” katanya.