REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM--Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Jumat (12/10), menepis laporan surat kabar yang menyatakan ia pada prinsipnya telah setuju menyerahkan kembali tanah yang dicaplok dari Suriah sebagai bagian pembicaraan perdamaian rahasia yang diperantarai Amerika Serikat, dan macet tahun lalu.
Suriah telah lama menetapkan penarikan penuh dari Dataran Tinggi Golan sebagai syarat mewujudkan perdamaian dengan negara Yahudi itu. Israel merebut dataran tinggi strategis tersebut dalam Perang 1967, lalu mencaploknya pada 1981 dalam tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Para pemimpin Israel telah menyetujui penarikan setidaknya dari sebagian Dataran Tinggi Golan dalam pembicaraan masa lalu dengan Suriah, kendati Netanyahu setuju untuk mundur ke pantai timur-laut Laut Galilee, kata harian bersikulasi besar, Yadioth Ahronoth.
Harian itu, dengan mengutip dokumen Amerika yang tak dijelaskan, melaporkan Netanyahu telah menyampaikan kesediaan semacam itu, sehingga mengejutkan para diplomat Amerika Serikat selama kontak tak langsung yang mereka tengahi dengan Suriah dua tahun lalu.
Kontak itu terhenti awal 2011, saat kerusuhan menyebar di seluruh Dunia Arab, dan akhirnya memicu revolusi besar-besaran terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Namun kantor Netanyahu menyatakan penarikan yang diberitakan tersebut adalah gagasan AS yang tak pernah diterima baik oleh Israel, demikian laporan Reuters, Jumat malam.
Kantor perdana menteri Israel itu juga membantah laporan tersebut dan mencapnya bermotif politik, dan menyampaikan fakta laporan itu disiarkan hanya beberapa hari setelah pemimpin sayap-kanan tersebut mengumumkan ia akan memajukan pemilihan umum nasional jadi awal tahun depan.
"Ini satu gagasan di antara banyak lagi yang diusulkan kepada Israel dalam beberapa tahun belakangan. Kapan pun, Israel takkan menerima gagasan Amerika ini. Itu adalah gagasan usang dan tidak relevan," kata kantor Netanyahu di dalam satu pernyataan.
(C003)