REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Pemberontak Suriah membunuh 14 tentara dalam satu serangan pos militer di Provinsi Daraa, Jumat (12/10), kata satu kelompok pemantau, sehari setelah 92 serdadu tewas, korban tertinggi harian dari konflik 19 bulan itu.
Enam pemberontak juga tewas dalam serangan Jumat di pos perbatasan tentara di Khirbata, provinsi di bagian selatan itu,k kata kelompok pemantau Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah, dan menambahkan pertempuran juga melanda Provinsi Idlib dan Aleppo.
Lembaga pemantau yang bermarkas di Inggris itu Kamis mengatakan hal tersebut merupakan salah satu dari hari-hari yang banyak menimbulkan korban jiwa dari pertempuran yang meletus sejak pemberontak anti-pemerintah Maret tahun lalu.
Setidaknya 240 orang tewas di seluruh negara itu, termasuk 92 tentara, 67 petempur pemberontak dan 81 warga sipil dalam pergolakan di Suriah.
Dari para tentara yang tewas Kamis, 16 dalam pertempuran di Provinsi Idlib, tempat banyak terjadi pertempuran seru yang terjadi dalam tiga bulan belakangan ini.
Pesawat-psawat tempur pemerintah menyerang dua gedung di kota Maaret al-Numan, Idlib, tempat pertempuran seru berkobar sejak pemberontak menguasainya Selasa setelah 48 jam baku tembak, kata Observatorium itu.
Seorang wartawan AFP mengatakan, pemberontak, yang menguasai satu daerah di jalan raya dekat Maaret al-Numan Kamis dapat memutuskan rute yang menghubungkan Damaskus dengan Aleppo, menghambat arus pasukan ke medan tempur di utara.
Di Provinsi Aleppo, pemberontak menyerang satu batalyon pertahanan udara besar di jalan raya yang menghubungkan Aleppo ke provinsi Raqa, lebih jauh di timur, dekat bandara militer Kweris, kata Observatorium.
"Pemberontak menyerang batalion Angkatan Udara setelah Kamis malam dan terlibat bentrokan senjata yang berlagsung sampai Jumat subuh, tetapi pemberontak akhirnya tidak dapat menguasai pos itu," kata direktur Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP melalui telepon.
Lebih dari 32.000 orang tewas dalam konflik Suriah, kata Observatorium itu, yang menghimpun datanya dari jaringan aktivis, medis dan pengacara di lapangan.