REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Seorang anggota senior parlemen Iran, Jumat (12/10) mengatakan bahwa konflik militer antara Suriah dan Turki akan menyeret kedua negara ke dalam perang yang hanya akan menguntungkan Barat.
Hossein Sobhaninia, anggota (parlemen) Komisi Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Nasional Iran, mengatakan bahwa negara-negara Barat telah gagal dalam upaya mereka mengubah pemerintah Suriah.
Mereka sekarang berusaha untuk meningkatkan masalah-masalah regional dan mengasyikkan Suriah dengan masalah eksternal "untuk memmberi mereka dalih bagi pengeboman dan pembantaian serta menciptakan rasa tidak aman."
"Konflik seperti ini pasti bukan (yang orang Turki) inginkan dan akan menimbulkan kerusakan pada kedua pihak," kata Sobhaninia seperti dikutip.
Hossein Naqavi-Hosseini, juru bicara Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Jumat, mengatakan bahwa Amerika Serikat berusaha menggunakan negara-negara tetangga untuk dilanda krisis Suriah.
Amerika Serikat melihat intervensi militer sebagai satu-satunya solusi untuk krisis Suriah dan ingin Turki terlibat dalam permainan perang Amerika, kata Naqavi-Hosseini.
Turki masih menempatkan tekanan pada Suriah dengan otorisasi pemerintah untuk meluncurkan operasi militer lintas batas dan memperkuat penumpukan militer di wilayah perbatasan antara kedua negara.
Kepala Staf Umum Turki Necdet Ozel Rabu berikrar untuk memberikan tanggapan yang lebih keras jika penembakan dari tumpahan Suriah di perbatasan setelah insiden mematikan pekan lalu.