REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), menemukan cadangan panas bumi terbukti di Lapangan Hululais. Lapangan ini berlokasi di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Saat dilakukan pengeboran di sumur HLS-1 yang terletak di Cluster 9, Lapangan Hululais, ditemukan panas bumi dengan kapasitas produksi lima MWe.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan PGE mengebor tiga ribu meter kedalaman ukur (mku). "Proyek ini akan menambah pemanfaatan sumber energi panas bumi untuk pembangkit listrik di Bengkulu dan sekitarnya," kata Ali di Jakarta, Ahad (14/10).
Sumber baru ini akan menjadi andalan untuk wilayah Bengkulu yang kekurangan energi listrik. Proyek ini diproyeksikan dapat memasok uap untuk pembangkit listrik yang berkapasitas 2x55 MWe yang rencananya beroperasi 2014.
Pertamina Geothermal Energy menghasilkan listrik sebesar 292 MWe. Sumbernya berasal dari lapangan panas bumi Kamojang, Lahendong, dan Sibayak. PGE juga melakukan eksplorasi di wilayah Ulubelu Lampung, Lumut Balai Sumatra Selatan, Sungai Penuh Jambi, Karaha Jawa Barat, dan Kotamobagu Sulawesi Selatan.
Produksi panas bumi PGE targetnya akan mencapai 1.322 MWe pada 2015. Ali menilai pertumbuhan panas bumi Pertamina ke depan, sebagai sumber energi terbarukan, merupakan inisiatif paling agresif.
Beberapa waktu lalu, PGE bekerja sama dengan pemerintah Selandia Baru dalam program investasi energi panas bumi terbesar di dunia. Lokasinya di Indonesia dan berkapasitas 1.000 MW. "Pemerintah Selandia Baru memberikan dana hibah 6,95 juta dolar AS," kata Presiden Direktur PGE, Slamet Riadhy.
Saat ini, sebanyak 40 persen energi panas bumi di dunia ada di Indonesia. Potensi besar ini berperan memperluas pengembangan energi terbarukan untuk menggantikan tenaga berbasis batu bara di dunia.