REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Saiful Umam, menyatakan Parpol Islam harus lebih giat dalam mendongkrak popularitas dan elektabilitas parpol. Jika tidak maka mereka akan tergerus dan terancam akan tersisihkan pada Pemilu 2014 nanti.
"Trennya Parpol Islam memang menurun semua, bahkan PKS yang katanya partai kader tetap mengalami penurunan jumlah pendukung," jelasnya, saat dihubungi, Ahad (14/10). Kondisi saat ini, Parpol Islam dan nasionalis sama saja. Oknum keduanya sama-sama terlibat dalam korupsi.
Lagi pula, arus informasi saat ini sudah tidak bisa dibendung. Jaringan media sosial melalui internet membuka akses informasi dengan luas. "Jadi tidak adalagi yang bisa menyembunyikan atau merahasiakan agenda politiknya," jelas Saiful. Hal ini semakin mempertegas bahwa parpol Islam atau tidak, itu sama saja.
Hasilnya, jelas Saiful, Pilkada DKI membuktikan bahwa Parpol Islam tidak memiliki dukungan signifikan. "Calon andalannya kalah semua," jelas Saiful. Hidayat Nur Wahid yang didukung PKS gagal dalam putaran pertama. Foke yang didukung PKS, PPP, PAN, PKB, juga kalah. "Ini semakin membuktikan parpol Islam tidak memiliki posisi tawar," papar Saiful.
Menurutnya, Parpol Islam harus lebih mengerti kepentingan rakyat luas. "Bukan hanya kepentingan sesaat yang hanya untuk mengenyangkan perut sendiri," jelas Saiful. Mereka harus menunjukkan komitmen kerja bagi kepentingan rakyat luas. "Pilihlan isu bagaimana mereka membela kepentinghan rakyat. Kalau mereka komitmen maka pasti rakyat semakin menghormati," jelas Saiful.