REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- SA, korban penculikan dan pemerkosaan oleh teman Facebook-nya sampai Senin (15/10) ini belum kembali bersekolah. Setelah hampir dua pekan SAS merasa dipermalukan di sekolahnya, ia belum berniat untuk kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut dan mengaku ingin pindah sekolah.
Menurut ibunda korban, Rauden Gultom, SAS memang tidak ingin kembali masuk sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Utomo di Sukmajaya, Depok. Pasalnya ia sudah merasa malu dan trauma atas kejadian yang menimpanya.
Meskipun kondisi SA hari ini lebih baik dari sebelumnya, ia menuturkan niatnya untuk tetap pindah sekolah. "SA tidak mau sekolah karena sudah malu dan takut. Katanya ingin pindah saja," kata Rauden.
Insiden pengusiran dari sekolah yang dinilai hanya kesalahpahaman saja oleh kepala sekolah SMP Budi Utomo ini telah membuat SAS trauma dan malu untuk bertemu dengan teman-temannya.
Pihak sekolah juga telah mengantarkan soal Ujian Tengah Semester (UTS) ke rumahnya agar SA tetap dapat mengikuti ujian. Penyerahan soal UTS ini dilakukan pada Kamis dan Jumat lalu. "Pihak sekolah sudah datang ke rumah untuk memberikan soal UTS, tapi SA tetap mengerjakan sendiri tanpa pendampingan," ungkapnya.
Soal UTS yang diantarkan oleh pihak sekolah adalah mata pelajaran bidang studi Bahasa Indonesia serta Seni dan Budaya. Terkait dengan niatan SA untuk pindah ke sekolah lain, sudah diinformasikan kepada Dinas Pendidikan Kota Depok setelah diberikan jaminan bahwa korban tetap akan mendapatkan haknya untuk bersekolah.
Menurut Rauden, keputusan perpindahan sekolah tersebut akan diberikan pada hari ini. Sementara itu, soal UTS lainnya juga akan diberikan oleh pihak sekolah pada hari ini.
Yobelny Batubara, Staf Pengaduan dan Advokasi Komisi Nasional Perlindungan Anak, mengatakan korban ingin pindah sekolah karena situasi sekolah tidak mendukung. "Traumanya begitu besar," ungkap Belny. Ia juga mengatakan siap untuk membantu SA pindah sekolah.
Sementara itu, pelaku penculikan terhadap SA, Catur Sugiarto, hingga kini masih menjadi buronan kepolisian. Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Depok, Aiptu Bagus Suwardi, mengatakan tersangka masih belum tertangkap dan dalam pengejaran polisi. Pelaku dikenal sebagai teman korban melalui sosial media. Ia juga seorang residivis yang mempunyai beberapa catatan kriminal.