REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tak hanya Inggris yang akan menarik ribuan pasukan dari Afghanistan, Jerman pun berencana melakukan hal sama. Kedua negara tersebut akan menarik pasukan sebelum tahun 2014. Dilansir oleh Majalah Jerman Der Spiegel, Ahad (14/10), pemerintah Jerman sepakat mengurangi secara signifikan jumlah tentara Jerman di Afghanistan.

Penarikan tersebut akan dilakukan mendahului penarikan pasukan yang dipimpin NATO, International Security Assistance Force (ISAF) pada akhir tahun 2014.

Menteri Pertahanan Jerman, Thomas de Maiziere, dan Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, menyepakati mandat baru pasukan akan berlaku lebih lama dari masa waktu biasa selama 12 bulan. Dengannya, mandat masih berlaku hingga pemilu presiden Afghanistan yang direncanakan akan dihelat awal 2014.

Dikabarkan Reuters, juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman menyatakan, belum ada penentuan jumlah pasukan ataupun waktu pasti pasukan akan ditarik. Pasalnya, jumlah penarikan pasukan harus mendapat persetujuan dari pihak sekutu Jerman.

Sebelumnya dikabarkan, Inggris berencana menarik ribuan tentaranya dari Afghanistan tahun depan. Menteri Pertahanan Inggris, Philip Hammond mengatakan, pihaknya ingin segera mengakhiri keterlibatan perang Afghanistan. Selain menghabiskan banyak dana, perang tersebut dinilai tak lagi populer.

"Sebagaimana tekanan besar yang diterima Inggris untuk mengakhiri keterlibatan perang yang mahal dan tidak populer," tuturnya, Ahad (14/10). Kepada BBC, Hammond mengatakan, jumlah tentara yang akan ditarik mundur bekisar pada angka ribuan. Pada akhir 2014, pihaknya menjamin Afghanistan bersir dari pasukan Inggris.

"Saya harap jumlahnya akan signifikan, ribuan bukan ratusan. Tapi saya tidak memprediksi untuk menjadi mayoritas," tuturnya. Hammond mengatakan, sekitar 500 tentara dijadwalkan pulang ke Inggris pada akhir tahun ini. Yang telah meninggalkan Afghanistan sebanyak 9 ribu tentara.

Ribuan tentara yang masih tersisa akan ditarik mundur pada tahun 2013. Meski bukan sejumlah mayoritas, namun maksimum pasukan yang akan dipulangkan sekitar 4.500 personil.

Ikuti Whatsapp Channel Republika