REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat tempur milik TNI-AU jenis Superhawk-200, yang jatuh di Kabupaten Kampar, Riau, Selasa pagi, yang diduga karena mengalami gangguan mesin.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Hartind Asrin, mengatakan pilot pesawat telah melaporkan kondisi di dalam pesawat sesaat sebelum dia keluar dengan menggunakan kursi lontar.
"Dugaan sementara mesinnya mengalami gangguan, sehingga dia (pilot) melaporkan bahwa ada kerusakan dan minta ijin untuk keluar dari pesawat," kata Hartind di Jakarta, Selasa (16/10) siang.
Penyebab pasti mengenai kecelakaan pesawat tempur buatan 1980 itu akan diselidiki lebih lanjut secara internal oleh TNI AU.
"Penyebab kecelakaan atau pesawat jatuh itu ada tiga faktor kemungkinan, gangguan mesin, manusia, atau cuaca. Dugaan sementara karena gangguan mesin," katanya.
Selasa pagi, sekira pukul 09.30 WIB, sebuah pesawat Superhawk 200 jatuh di Jalan Amal, Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
Salah seorang saksi mata, yang merupakan warga sekitar, mengaku melihat sejumlah pesawat sedang melakukan latihan terbang yang salah satu diantaranya tampak mengeluarkan asap. "Satu pesawat terlihat berasap dan tiba-tiba menukik, suaranya keras seperti petir," kata warga setempat.
Warga yang enggan disebut namanya itu mengatakan melihat sang pilot, Reza, keluar dari pesawat dengan kursi pelontar dan jatuh ke sebuah kolam yang letaknya tidak jauh dari lokasi kejadian.
Sang pilot kemudian ditolong oleh warga setempat dan dibawa ke rumah kepala desa. Sementara itu, ratusan anggota TNI AU langsung menuju ke lokasi kejadian serta melarang warga dan jurnalis untuk mendekat.