REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pada Senin (15/10) bahwa Suriah tidak menggunakan bom tandan seperti yang dituding organisasi-organisasi hak asasi manusia. Dia menambahkan, tidak ada bukti untuk menunjukkan klaim tersebut.
Dalam satu pernyataan kepada wartawan di Luksemburg yang dilansir SANA, Selasa (16/10), Lavrov menunjuk bahwa negara-negara Timur Tengah dan lainnya justru penuh dengan senjata ilegal. Menurutnya, sulit untuk menentukan dari mana senjata-senjata itu dipindahtangankan.
Lavrov sebelumnya mengatakan bahwa Moskow secara resmi akan menuntut penyitaan barang kiriman oleh Turki dari pesawat Suriah karena pesawat tersebut tidak melakukan pelanggaran kelaziman atau dokumen-dokumen.
Dalam satu pernyataan setelah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan para anggota Dewan Keamanan Nasional Rusia, Lavrov mengatakan bahwa Moskow sedang menunggu jawaban dari Ankara karena mencegah para diplomat Rusia dari berkomunikasi dengan warga Rusia yang ada di dalam pesawat tersebut, saat pesawat masih berada di darat.
Lavrov menekankan bahwa tidak ada rahasia mengenai pesawat Suriah, dan menambahkan bahwa pesawat itu membawa peralatan radar elektronik dan tidak dilarang oleh perjanjian internasional.