REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI --- Sedikitnya 120 tahanan kriminal melarikan diri dari Penjara Jedaida, Libya. Kepala Komite Keamanan Tertinggi, Khaled al-Sharif memastikan aksi kabur saat Senin (15/10) tersebut.
Sharif mengatakan instruksi melakukan penyisiran di beberapa tempat sudah dilakukan. Dan Pasukan keamanan juga tengah meningkatkan status siaga tinggi untuk memburu para tahanan.
"Kami akan berusaha menangkap kembali para tahanan," kata dia, seperti dikutip stasiun Aljazirah, Selasa (16/10). Dia tidak menjelaskan bagaimana para tahanan tersebut bisa meloloskan diri, begitupun mengenai kondisi di penjara saat ini juga tidak jelas.
Namun dia mengatakan satuan keamanan berhasil mengembalikan para tahanan ke penjara. Kata dia, setidaknya enam puluh tahanan telah diseret kembali ke penjara. Keamanan juga akan melakukan investigasi untukmengetahui penyebab kaburnya para tahanan.
Eskalasi politik dalam negeri Libya usai tergulingnya Gadafi membuat beberapa penjara tidak terurus, dan juga tak jelas siapa pemegan kendali keamanannya.
Beberapa bulan terkahir pemerintahan transisi Libya mengambil alih kontrol sebagaian besar penjara, termasuk penjara Jedaida, salah satu penjara terbesar di Libya. Kementerian Kehakiman memanfaatkan penjara tersebut untuk menampung pelaku pelaku kejahatan biasa. Tercatat diantara tahanan adalah warga negara asing, alias pendatang.
Kekurangan personil keamanan di negara tersebut juga menyulitkan pengamanan di penjara. Sampai sekarang, pemerintahan Libya kerepotan dalam mengorganisir keamanan bagi tahanan untuk beberapa penjara.