REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Dua prajurit Amerika Serikat ditangkap pada Selasa atas dugaan perkosaan bergerombol atas seorang wanita Jepang di Okinawa, kata laporan, saat perasaan benci Amerika Serikat tinggi di pulau strategis penting itu.
Peristiwa itu terjadi di tengah peningkatan unjuk rasa atas penempatan 12 pesawat angkut Osprey baru-baru ini di pulau tersebut, dengan keselamatan buruk pesawat itu memicu kekhawatiran di kalangan penduduk setempat.
Penyiaran negara NHK menyatakan kedua pria itu, berumur 23 tahun, ditangkap dengan tuduhan menyerang wanita tersebut sebelum fajar pada Selasa (16/10).
Satu di antara pelaut tersebut mengaku melakukan serangan itu, tapi yang lain membantahnya, kata TV Asahi.
Juru bicara polisi provinsi Okinawa menolak menanggapi laporan itu. Kejadian itu berpeluang menjadi "bola salju", yang memberi iuran pada gerakan benci pangkalan Amerika Serikat, yang semakin gencar.
Serangan sebelumnya menghasilkan kemarahan besar. Pemerkosaan bergerombol atas seorang gadis Okinawa berusia 12 tahun oleh prajurit Amerika Serikat pada 1995 memicu unjukrasa besar berujung kesepakatan Amerika Serikat-Jepang bagi pengurangan besar kehadiran tentara negara adidaya itu di gugus Okinawa tersebut.
Tapi, kesepakatan itu macet bertahun-tahun atas rencana memindahkan pangkalan udara Amerika Serikat Futenma, yang saat ini terletak di daerah perkotaan padat, ke wilayah pesisir.
Warga kepulauan itu ingin melihat pangkalan udara tersebut dipindahkan dari gugus pulau itu dan bersikeras Jepang harus memikul lebih banyak beban atas kehadiran Amerika Serikat tersebut.
Okinawa adalah tuan rumah sekitar setengah dari 47.000 tentara Amerika Serikat, yang ditempatkan di Jepang. Pada September, puluh ribuan orang berunjuk rasa menentang penempatan Osprey, yang dapat lepas landas dan mendarat seperti helikopter dan terbang seperti pesawat.
Sejumlah kecelakaan melibatkan pesawat itu memicu kekhawatiran akan keamanan, tapi penanggap menyatakan Osprey adalah masalah selubung bagi yang muak atas kehadiran besar Amerika Serikat.
Washington menganggap pulau itu pangkalan strategis penting di kawasan tersebut, yang semakin memperlihatkan peningkatan kekuatan tentara Cina.