REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia menilai aturan pemerintah menghambat industri sepeda motor. Kondisi itu membuat AISI memundurkan target penjualan 10 juta unit di tahun 2013 menjadi tahun 2014-2015.
Ketua AISI, Gunadi Shinduwinata, menyatakan sejak awal tahun penjualan motor telah melorot. Khususnya pada bulan ketiga di tahun 2012, sejak rencana kenaikan BBM.
"Penurunan itu membuktikan masyarakat lebih memilih kepentingan utama dulu baru membeli motor,'' ucap dia usai membuka konferensi pers Jakarta Motorcycle Show 2012, Selasa (16/10).
Belum pulih dari rencana kenaikan BBM, pemerintah pun meluncurkan aturan down payment (DP) dengan angka minimum 25 persen. Aturan ini semakin membuat penjualan motor menurun. ''Kami di hantam sana sini,'' ucap dia.
Apalagi, ungkap dia seringkali ada anggapan miring yang menyatakan motor sering menjadi penyebab kecelakaan. Padahal kecelakaan tak lepas dari faktor disiplin dan juga kondisi jalan.
Ia perlu mengingatkan semua pihak bahwa industri serta merek motor di Indonesia tak hanya membuat pabrik perakitan. Akan tetapi juga merakit, memproduksi komponen dan membangun industri pendukung.
Tingkat Kandungan Dalam Negeri roda dua pun sampai 85 persen. Sisanya, ungkap dia lebih kepada beberapa bagian yang kalau diproduksi di dalam negeri membutuhkan biaya tinggi.
Meski begitu ia optimis penjualan akan kembali normal di tahun 2013. Alasan dia masyarakat yang sebelumnya mengumpulkan dana untuk DP bisa membeli di 2013.