Rabu 17 Oct 2012 10:08 WIB

Renovasi Tempat Sai dari Masa ke Masa

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Reuters/Hassan Ali
Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Tanah tempat sai dahulunya merupakan tanah yang berliku, curam dan naik turun. Perbaikan dan renovasi tempat sai dilakukan sedikit denu sedikit sepanjang sejarah hingga keadaannya seperti sekarang ini.

Dahulu, antara Masjidil Haram dan tempat Sai dipisahkan oleh bangunan-bangunan. Sebab tempat sai tersebut sebelumnya merupakan pasar yang disamping kanan kirinya terdapat toko dan warung-warung.

Oleh sebab itu, demi memindahkan orang-orang yang akan berjual beli, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengistruksikan untuk memugar pasar tersebut. Jadi, dilenyapkanlah segala bangunan apapun yang memisahkan antara Masjidil Haram dan tempat sai.

Saat ini Pemerintah Arab Saudi sudah menjadikan keduanya sebagai suatu bangunan yang menyatu, tempat sai dibangun dengan dua tingkat dan hamparan lantarnya dibuat dan batu marmer.

Panjang tempat Sai kira-kira 394,5 meter, yaitu mulai dari ujung dinding di atas bukit Shafa hingga ujung dinding yang ada di bukit Marwah. Lebarnya kurang lebih 20 m. Sehingga luasnya mencapai 394,5 m X 20 m = 7.890 meter persegi untuk satu tingkat.

Jika dihitung luas dua tingkat keseluruhannya menjadi 15.780 m persegi. Ketinggian pada lantai pertama mencapai 11,75 m, sedangkan pada lantai atas 8,5 m.

Di lantai bawah terdapat banyak pintu masuk antara Shafa dan Marwah. Sedangkan di lantai atas terdapat dua tangga biasa dari dalam, yaitu di Shafa dan satu lagi berada di Babus Salam.

Selain itu, di Shafa juga terdapat dua tangga menuju lantai atas, di samping tangga listrik (eskalator). Di antara Shafa dan Marwah ada tujuh jembatan untuk tempat penyeberangan orang-orang yang ingin keluar-masuk Masjidil Haram, hingga tidak mengganggu orang-orang yang sedang ber-sai.

Lantai bawah dibagi menjadi dua bagian, satu untuk sai menuju arah Marwah, dan yang satu lagi digunakan untuk sai dari arah Marwah ke Shafa. Di antara keduanya terdapat jalan khusus untuk kereta dorong yang diperuntukkan bagi orang-orang lanjut usia, orang sakit, atau orang lemah.

Selain itu, di antara shafa dan marwah juga terdapat tanda hijau. Di sinilah para jamaah haji laki-laki disunnahkan untuk berlari-lari kecil, yaitu di antara kedua tanda hijau tersebut. Ada pun di luar itu, hanya berjalan biasa. Demikian juga bagi jamaah perempuan yang tidak dianjurkan untuk ikut berlari-lari kecil.

sumber : Sejarah Mekah, Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement