Kamis 18 Oct 2012 13:14 WIB

Pemprov DKI Hapus Kopaja & Metromini, Ganti dengan Bus

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Warga menggunakan jasa Metromini di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (5/10). Tidak adanya badan hukum Metromini yang dikelola secara perorangan, membuat izin trayek angkutan umum tersebut terancam dicabut Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.
Foto: Republika/Adhi.W
Warga menggunakan jasa Metromini di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (5/10). Tidak adanya badan hukum Metromini yang dikelola secara perorangan, membuat izin trayek angkutan umum tersebut terancam dicabut Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH--Banyaknya Kopaja dan Metromini yang 'bodong' di Jakarta, membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merasa gerah. Untuk itu Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta berencana menghilangkan Kopaja dan Metromini dan menggantinya dengan bus baru melalui sistem hibah.

Saat ini, Basuki Tjahaja Purnama selaku Wagub menuturkan bahwa Pemprov DKI sudah menganggarkan 500 bus baru. "Penggantian ini bis saja  diimplementasikan dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang kini sudah berjalan,"jelasnya di Balaikota DKI, Kamis (18/10).

Kemudian untuk memberikan tambahan kesejahteraan bagi sopir angkutan perkotaan guna menghilangkan sopir tembak dan mengurangi angka kriminalitas di Jakarta, sistem setoran akan dihilangkan. Sistem setoran tersebut akan diganti dengan sistem gaji.

"Gaji sopirnya itu sekitar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Bus hibah itu nanti dikasih ke operator. Tetapi Pemprov DKI bayarnya perkilometer,"paparnya.

Sementara itu, menurut Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, saat mengunjungi beberapa terminal kemarin melontarkan akan melakukan peremajaan total terhadap bus-bus yang tak layak jalan tersebut dengan memberikan subsidi atau hibah.

Ia menyatakan sudah mendiskusikan hal tersebut dengan dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI. Namun yang pasti, kata dia, Pemprov DKI harus membangun nilai-nilai baru dengan sistem kontrol di lapangan yang ketat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement