REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Rusia merespon cepat langkah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mengerahkan sistem rudal mereka di wilayah Anatolia, Turki. Rusia balas menginstal sistem anti-rudal di wilayah selatan teritorial mereka.
Seorang pejabat milliter Rusia, Kolonel Igor Gorbul mengatakan, instalasi sistem rudak S-400 tersebut akan rampung pada akhir tahun ini. Ia mengklaim, sistem tersebut dapat menghancurkan rudal balistik dan ultra-stratospheric.
Sistem tertsebut juga mampu menghancurkan segala tipe pesawat yang melanggar batas teritorilal Rusia.Hubungan antara Turki dan Rusia memanas pasca insiden pendaratan sebuah pesawat baru-baru ini.
Pesawat penumpang yang landing dari Rusia dan tengah menuju Damaskus, Suriah itu dipaksa mendarat oleh jet Turki di Ankara.Pesawat tersebut rupanya ditumpangi oleh sejumlah warga Rusia.
Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan, pendaratan paksa ini dilakukan menyusul adanya informasi bahwa pesawat tersebut diduga membawa peralatan yang melanggar penerbangan pesawat komersial sipil.
Namun Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan sebaliknya. "Tentu saja tidak ada sejata di dalam pesawat. Ada kargo dalam pesawat itu yang dikirimkan oleh seorang suplier resmi asal Rusia dengan cara legal kepada konsumen yang legal pula," tandasnya.