Sabtu 20 Oct 2012 00:19 WIB

30 Persen Hewan Kurban di Gresik Belum Dewasa

Seorang petugas Dinas Peternakan Kabupaten Kediri memeriksa gigi hewan kurban di tempat pengepulan hewn kurban di Desa Sumberrejo, Kecamatan Ngasem, Kediri, Jawa Timur, Senin (15/10).
Foto: Antara Foto
Seorang petugas Dinas Peternakan Kabupaten Kediri memeriksa gigi hewan kurban di tempat pengepulan hewn kurban di Desa Sumberrejo, Kecamatan Ngasem, Kediri, Jawa Timur, Senin (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Kepala Bidang Peternakan, Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, Reni Bintari, Jumat, mengatakan banyak hewan kurban yang belum dewasa ditemukan dijual di sejumlah pusat penjualan hewan kurban.

"Dari pemeriksaan di sejumlah lokasi penjualan hewan kurban, ternyata 30 persen belum dewasa atau belum "poel", padahal syarat sahnya kurban salah satunya adalah hewan itu harus sudah dewasa," katanya.

Diketahuinya hewan itu belum dewasa adalah dari dua gigi depan hewan yang tumbuh tidak secara permanen, sedangkan untuk umur seperti kambing harus berumur satu tahun dan sapi dua tahun.

"Oleh karena itu kami memperingatkan calon pembeli hewan kurban, agar selalu menanyakan, apakah sudah dewasa atau belum, sebab penting karena sebagai syarat sahnya hewan sebagai kurban," katanya.

Sementara dalam pemeriksaan hewan kurban, Pemkab Gresik menurunkan dua tim, masing-masing dilakukan di pusat penjualan ternak Gresik Kota Baru (GKB), serta kelompok lain di seputar Pasar Hewan Romo, Meduran hingga Kecamatan Manyar.

"Saat kami periksa secara acak yang ada di dua lokasi GKB, 30 persen kambing ternyata belum dewasa dan belum memenuhi syarat sahnya sebagai ternak kurban," katanya.

Sedangkan di wilayah Kecamatan Manyar, ditemukan dari 36 hewan kurban jenis sapi, ternyata lima di antaranya belum dewasa. "Kami sengaja melakukan secara acak dengan memeriksa gigi sapi dan kambing, dan ternyata benar belum dewasa," katanya.

Sedangkan untuk penyakit hewan yang berbahaya, Reni mengaku belum menemukannya, dan hanya mendapati penyakit flu, mata dan kulit. "Penyakit itu tidak berbahaya, dan kami sudah sarankan agar penjual memberi semacam salep, agar lebih aman," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement