REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Hasil survei dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) baru-baru ini yang menggambarkan melorotnya suara partai Islam tak membuat gentar Partai Kadilan Sejahtera (PKS).
Ketua DPP PKS, Shohibul Imam bahkan meragukan angka yang menunjukkan parta-partai Islam terlempar dari lima besar pilihan masyarakat.
Ia juga mepertanyakan metoda yang digunakan oleh LSI dalam melakukan survei terhadap masyarakat terkait pilihannya di Pemilu 2014 nanti.
“Dari sample 1.200 responden di 33 provinsi, dengan margin error 2,9 % tentu hasilnya belum terlalu memastikan,” kata dia dalam acara diskusi bertema Merosotnya Perolehan Suara Partai Islam di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10) pagi.
Selain itu ia juga menyayangkan cara LSI mempublikasikan hasil survei yang telah dilakukan. Menurutnya, cara yang dilakukan oleh LSI dapat menggiring opini masyrakat, bahwa partai Islam benar-benar telah kehilangan pendukung.
Terlepas dari itu, secara jantan ia mangakui memang partai islam khususnya PKS tak memiliki sosok yang dapat ‘dijual’ kepada rakyat untuk dipilih.
Hal itulah menurutnya yang menjadi salah satu faktor keterpurukan partai islam dalam beberapa tahun terakhir ini. “PKS memang tidak punya sosok tangguh dan berkarakter seperti yang kini sedang tren dimiliki oleh partai-partai nasionalis,” akunya.
Namun demikian, tidak adanya tokoh yang dapat menjadi simbol PKS menurutnya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan berlebihan.
Walau ia mengakui adanya sosok populer di dalam partai dapat mendongkrak nama PKS, baginya hal itu bukanlah prinsip dari partai beralambang padi dan bulan kembar ini. “Dalam ekstensi partai, kami mengandalkan kolektivitas, buka individu, sehingga mungkin itu sebabnya tidak ada yang terlalu dominan dan muncul sebagai simbol partai. Tapi justru dengan kolektivitas inilah kinerja partai menjadi lebih optimal,” paparnya.
Ke depan, ia mengaku akan lebih mengasah kader-kader PKS agar lebeih dapat bersaing dan menunjukkan kualitas individu masing-masing. Sehingga dengan adanya sosok kuat yang dikenal publik ia berharap, partai-partai Islam khsususnya PKS dapat terus bersaing dengan partai nasionalis.