Sabtu 20 Oct 2012 14:44 WIB

Partai Nasionalis yang Semakin Pintar, Ancam Partai Islam

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Taufik Rachman
Bendera partai politik. Ilustrasi
Foto: Republika
Bendera partai politik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kehadiran partai-partai nasionalis yang semakin pintar mencuri hati rakyat menjadi batu sandungan serius bagi partai Islam.

 

“Ironis, dengan basis partai yang berideologikan agama Islam di Negara mayoritas muslim, partai-partainya justru kian meredup,” ucapnya dalam acara diskusi bertema Merosotnya Perolehan Suara Partai Islam di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10) pagi.

 

Bila organisasi yang menjadi motor penggerak partai-partai Islam tak segera membenahi cara ‘dagangnya’ mereka akan kian jauh tertinggal.

 

Dirinya mencontohkan mengenai fokus tujuan dari masing-masing partai Islam yang ada. Menurutnya, visi dan misi partai Islam tak jauh beda dengan partai nasionalis lainnya. Hal inilah yang justru menurutnya menjadi blunder partai islam dalam menjajakan kebijakan-kebijakan politiknya.

 

“Kemarin Pemilukada saja kalah, itu karena meskipun background-nya Islam tapi apa yang ditawarkan pada masyarakat sama saja dengan calon dari partai nasionalis,” ucapnya.

 

Seharusnya partai Islam memiliki kebijakan khas yang mampu mengakomodir kepentingan umat Islam di Indonesia. Namun tetntu saja, secara cerdas partai Islam juga harus mampu memberi kepercayaan pada masyarakat non-Islam.

 

Hal seperti itu, sayangnya, tidak dilakukan. Alhasil setiap tahnnya, kans partai Islam untuk memengi Pemilu semakin memudar. Atas dasar inilah, mantan anggota FPP DPR tahun 1977-1987 ini bahkan berani mengatakan partai islam akan segera kehilangan pamor.

 “Mereka sudah kehabisan waktu, khususnya bila kita bicara mengenai Pemilu 2014,” kata dia.

 

Dirinya juga mengemukakan pendapatnya mengenai jangka panjang dari kehadiran partai Islam. Menurutnya bila partai Islam belum mampu melahirkan tokoh kuat yang dari sisi keislaman diakui masyarakat, makan partai islam akan berakhir.

 

“Sepertinya tinggal menunggu waktu saja, yang saya teliti dan perhatikan hanya ada satu partai yang masih bernuansa Islami yang akan tetap bertaji,”kata dia.

 

Partai Amanat Nasional (PAN) menurutnya masih bisa mempertahankan pamornya di mata masyarakat. Dirinya menilai, dari sisi ketokohan, PAN memiliki sosok kuat di dalam diri Ketua Umumnya.

 

Selain itu, baginya peran kader organisasi yang terlihat lebih solid sangat memberikan dampak besar pada eksisternsi partai ini.

 

“Embrio partai ini berasal dari Muhammadiyah. Mereka berhasil memelihara asal-usulnya dengan tetap memodernkan diri dan mendapat tempat di hati rakyat,” ucapnya.

 

Selebihnya, menurut dia partai-partai Islam yang kini beredar di ranah politik Indonesia akan segera berakhir. “Almarhum,” tegasnya menanggapi eksistensi partai islam ke depan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement