REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, siap mengundurkan diri pasca-insiden ledakan bom di Beirut. Ia disebut akan mengumumkan secara resmi pengunduran dirinya itu pada Sabtu (20/10) ini.
Seperti dilansir laman Alarabiya, Mikati telah memberi tahu jajaran kabinetnya terkait keputusannya untuk mundur. Ia juga telah mengomunikasikan rencananya ini kepada Presiden Michel Sleiman dan juru bicaranya Nabih Berri.
Mikati mengakui pengunduran dirinya ini terkait insiden ledakan bom di Beirut, Jumat, waktu setempat. Ia mengaku tidak mampu menanggung dampak dari insiden yang menewaskan Kepala Intelejen Brigjen Wissam Al Hassan itu.
Sebelumnya, kubu oposisi Lebanon telah menuntut Mikati untuk mundur. Pimpinan oposisi, Ahmad Hariri, menyatakan Mikati bertanggung jawab atas insiden yang total menewaskan delapan orang tersebut.
"Kami menyeru Perdana Menteri Najib Mikati untuk segera mundur. Mikati bertanggung jawab secara personal atas tewasnya Jenderal Wissam Al Hassan dan warga sipil tak berdosa lainnya," kata Hariri yang juga menjabat Sekertaris Jenderal Gerakan Masa Depan Lebanon.