REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Kabar kematian Khamis Khadafi (28), putra bungsu mantan diktator Libya, Muammar Khadafi, sudah menyebar seantero Libya. Namun, tewasnya Khamis bukan berarti perlawanan pendukung Khadafi berakhir.
Khamis dikenal sebagai putra Khaddafi yang paling keras. Lulus dari akademi militer Rusia, Khamis membentuk Brigade 32 yang bukan lain merupakan pasukan khusus untuk ayahnya. Kematian Khamis juga pernah dikabarkan sebelumnya. (baca: Putra Bungsu Khadafi Dikabarkan Tewas).
Pada Agustus 2011 lalu, Khamis dikabarkan tewas dalam serangan NATO. Namun tak pernah diverifikasi. Menurut Juru Bicara Militer Libya, Mohammed Al-Gandus, masih banyak pendukung Khadafi yang bersembunyi di Bani Walid.
Sisa keluarga Khadafi pun masih tersebar. "Banyak pendukung Khadafi yang sekarang bersembunyi di Bani Walid. Kami memiliki daftar nama mereka," ujarnya seperti disitat the Guardian.
Adapun keluarga Khadafi yang tercatat masih hidup di antaranya istri Khadafi, Safiya yang kini di Aljazair. Saffiya tinggal bersama putra sulung Muhammad, putra kelima Hannibal dan putri kandung tunggal Khadafi, Aisha.
Keluarga lain, Saadi Khadafi mengungsi ke Nigeria. Sementara Saif Khadafi tengah ditahan di tahanan Libya atas dakwaan kejahatan perang. Sedangkan putri adopsi Khadafi, Hana tak diketahui keberadaannya.
Sebelum kabar tewasnya Khamis, Libya juga mengatakan telah berhasil menangkap mantan juru bicara Khadafi, Moussa Ibrahim. Tangan kanan Khadafi tersebut ditangkap saat hendak melarikan diri dari utara Bani Walid.
Namun pihak Libya kebingungan dan belum mengeksekusi Ibrahim. Pasalnya, tersebar video yang berisi suara Ibrahim dan membantah penangkapannya.