Ahad 21 Oct 2012 20:12 WIB

NU Ogah Jadi Mesin Politik

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Nahdatul Ulama
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Nahdatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Mohammad Hasan Mutawakkil 'Alallah meminta para kandidat gubernur dan wakil gubernur Jatim yang berasal dari kalangan NU, tidak tidak menyeret NU ke dalam kancah politik praktis.

"Hasil Munas kemarin jelas NU tetap pada khittahnya," ujarnya melalui pesan singkat dari Tanah Suci, Sabtu (20/10).

Hal senada diucapkan Wakil Ketua PWNU Jatim, H. Abdul Wahid Asa. Ia memastikan NU belum sampai pada dukung mendukung kandidat. Bahkan, jelas dia, NU Jatim di Pemilukada mendatang akan lebih tegas kepada para kadernya.

"Silahkan pilih kalau mau ikut parpol atau tim sukses, tinggalkan NU. Karena NU tidak mau jadi mesin politik," tegasnya.

Abdul Wahid menyatakan yang diutarakannya adalah hasil dari Munas Alim Ulama September lalu. Dalam Munas Alim Ulama tersebut, jelas dia, disampaikan kesedihan para ulama terkait simbol NU yang dipakai dan dimanfaatkan segelintir kader NU demi mendapatkan massa dukungan pengikut NU.

Untuk itu, di pemilukada Jatim 2013 mendatang, NU tidak mau kembali menjadi ajang rebutan basis massa dengan menggunakan bendera NU. Terkait beberapa kandidat gubernur yang juga berasal dari kalangan utama di NU, ia mempersilahkan kader NU Jatim menjadi pemimpin baik lokal maupun nasional.

"Asalkan tetap mengedepankan amanah rakyat dan membawa aspirasi NU. Kalau mau sowan dan mendapat restu ke kiai silahkan saja selama tidak mengikutkan ulama ke dalam dunia politik," pungkasnya.

Potensi NU jadi rebutan dalam mendulang dukungan di Pemilukada Jatim 2013 sudah terbaca dengan majunya calon incumbent, Seokarwo dan Saifullah Yusuf sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jatim. keduanya diketahui memiliki banyak pendukung di NU.

Sementara mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Khofifah Indar Parawansa yang dikabarkan bakal maju dalam Pemilukada Jatim juga memiliki basis pendukung di NU. Pasalnya, Kofifah pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU periode 2006–2011.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement