REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Mesir, Muhammad Mursi didesak tidak membuka kembali kantor Kedutaan Besar Mesir di Israel. Desakan itu datang dari ulama asal Irak, Moqtada al-Sadr.
Al-Sadr menyebut pembukaan Kantor Kedubes Mesir di Negeri Zionis tersebut sangat memalukan bagi dunia Islam. Seperti disadur dari Al Arabiya, imbauan Al-Sadr bukan tanpa alasan. Ia menilai tidak ada satu pihak pun percaya terhadap Israel baik secara ucapan atau politiknya.
"Tindakan ini akan merugikan Mesir dan merusak reputasi kaum muslim jika Mesir benar-benar akan membuka kedutaannya di Israel," ujarnya, Ahad (21/10).
Hingga kini Mursi belum mengeluarkan pernyataan akan membuka kembali Kantor Kedubes Mesir di Israel. Namun, Mursi pernah ketahuan mengirim surat kepada Presiden Israel Simon Perez pada 19 Juli, yang menjadi berita utama di media-media Arab.
Surat Mursi itu kemudian diterbitkan media Israel dan kembali dilansir media Mesir baru-baru ini. Isi surat itu menjelaskan pengangkatan Duta Besar Atef Salem al-Ahl sebagai duta besar luar biasa bagi Israel. Atef mengklaim Pemerintah Mesir yang baru akan berdamai dengan Pemerintah Israel.
Untuk diketahui, Mesir dan Israel pernah menandatangani perjanjjian damai pada 33 tahun lalu. MoU itu menjadi pondasi hubungan antara Mesir dengan Zionis Israel. Namun, MoU itu terancam gagal menyusul lengsernya Husni Mubarak sebagai Presiden Negeri Piramida.