Selasa 23 Oct 2012 09:01 WIB

Kesulitan-Kesulitan dalam Pemahaman sufisme (6-habis)

Ilustrasi
Foto: trekearth.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tetapi semata-mata menambah informasi mengenai sufisme tidaklah cukup.

Tidak lama ketika saya dengan tanpa dosa menuntut mengenai prospek hari raya (suci) dari seorang cendekiawan Barat yang saya tahan untuk membicarakan mengenai sebuah pulau Yunani, ia menyerang saya dengan sebuah makian.

Mengacungkan sebuah salinan dari satu diantara buku saya, dia berkata, "Engkau membuang-buang waktumu memikirkan tentang hari raya, dan mencoba menyia-nyiakan waktu dari orang yang membaca buku ini; sesuatu yang lebih berharga daripada semua hari rayamu!"

Kita seharusnya tidak membuat bingung orang yang berpikir bahwa mereka tertarik pada sufisme, atau orang yang berpikir bahwa mereka adalah kaum sufi, dengan mereka yang benar-benar dapat mempelajari sufisme dan mendapatkan keuntungan dari hal itu.

Sufisme selalu telah menjadi sesuatu yang tidak dapat dinilai dari suatu kajian orang yang menyatakan menjadi sahabat-sahabatnya.

Kajian yang efektif tentang sufisme saat ini, yang terpenting di Barat, dimana rasa tertarik terhadapnya sungguh besar, syarat-syarat berikut bagi para calon murid:

1. Mengerti bahwa bagian terbesar dari terjemahan-terjemahan yang tersedia adalah tidak sesuai. Hal ini terutama karena buku-buku aslinya dimaksudkan untuk komunitas khusus dan pengunjung serta budaya setempat, yang sekarang keberadaannya tidak dalam bentuk yang sama.

2. Mencari bahan-bahan tulisan dan lisan dari orang yang memiliki otoritas dan kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh kaum sufi untuk mengoperasikan dalam budaya, waktu dan lingkungan-lingkungan lain milik si murid.

3. Mengakui bahwa semua organisasi kecuali kaum sufi yang asli, selalu merupakan alat-alat yang bersifat kondisional, secara sadar atau sebaliknya.

4. Siap untuk melepaskan prakonsepsi-prakonsepsi tentang apakah konstitusi 'belajar'. Kerelaan mempelajari peristiwa-peristiwa atau bahan-bahan materi yang mungkin tidak muncul menjadi 'esoterik'.

5. Menentukan apakah penyelidikannya atau bukan, adalah suatu bentuk tersembunyi dari suatu penyelidikan untuk integrasi sosial, suatu manifestasi dari keinginan tahu belaka, suatu keinginan karena rangsangan emosional atau kepuasan hati.

6. Menghargai, bahkan sebagai suatu karya hipotesis, kemungkinan bahwa ada (terdapat) suatu kesadaran, efisien dan sumber yang disengaja terhadap ajaran Sufistik yang benar-benar sah dalam pengoperasian di Barat.

   

sumber : Jalan sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah/Media Isnet
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement