REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Angkatan Udara Inggris (RAF) membentuk skuadron baru dan menambah jumlah armada tempur udara. Militer Inggris melengkapi jumlah skuadron pesawat tak berawak (UAV), dengan lima drone baru. The Guardian mengatakan, RAF baru membentuk skuadron udara ke-13 untuk serangan dan pertahanan udara, saat Jumat (19/10) lalu.
Sebelumnya RAF sudah memiliki lima unit drone. Kelimanya telah membantu menghabisi gerilyawan Helmand, di barat daya Afganistan.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, pengoperasian drone akan dilakukan di Inggris. Pilot yang berbasis di Pangakalan RAF Waddington dan Lincolnshire, Inggris, akan mengambil alih melalui kontrol dan layar kendali, setelah 18 bulan dalam pembangunan fasilitas baru.
Selama ini kendali lima drone lama masih dilakukan di Pangkalan Udara Creech Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) di Nevada. "Kami akan terus mengoperasikan drone lain dari Creech, meskipun akan meminmalisir operasi dari sana, dan mulai membawa orang kembali ke Inggris," kata seorang juru bicara yang tidak disebutkan namanya, Selasa (23/10).
Tambahan ini melengkapi jumlah drone berlambang Inggris Raya di Afganistan. Kesepuluh pesawat pengebom tak berawak tersebut akan beroperasi selama enam pekan di Afganistan. Rencana tersebut akan disesuaikan dengan penarikan total pasukan pertahanan atlantik utara (NATO) pada 2014 mendatang. Bagi Inggris, penggunaan drone sudah dimulai sejak 2008.