REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE – Namanya Ephraim Briggs. Dia mahasiswa angkatan 1764. Rupanya dia punya kegemaran mencuri buku dari perpustakaan Universitas Harvard. Namun dia juga menjadi penyelamat buku yang dicurinya.
Pada suatu waktu, University Hall mengalami kebakaran. Hanya 404 buku yang bisa diselamatkan. Sedangkan buku sumbangan John Harvard ludes tak bersisa, kecuali buku yang berjudul The Christian Warfare Against the Devil World and Flesh. Namun menurut Angie Peng, pemandu wisata Universitas Harvard, buku itu berjudul The Devil and Christianity. “Itulah buku yang dicuri Briggs,” kata Angie.
Setelah kejadian itu, Briggs mengembalikan buku itu ke Universitas. “Namun atas kejahatannya itu dia dikeluarkan dari Universitas,” katanya. Rupanya kemudian ada perubahan kebijakan. Tiga tahun kemudian Briggs dipanggil kembali untuk kuliah. “Dia bisa lulus juga,” ujarnya.
Saat ini, koleksi perpustakaan Harvard adalah nomor dua terbesar di dunia setelah Perpustakaan Kongres AS. Koleksi buku cetaknya mencapai 15 judul, sedangkan buku digital mencapai 18 juta judul, ada delapan juta foto. “Perpustakaan ini ada sembilan lantai, lima di atas tanah dan empat di bawah tanah,” kata Angie. Dia bercerita pernah tersesat di perpustakaan bawah tanah hingga 25 menit. “Banyak lorong sempit dan berliku,” katanya. Karena itu ada larangan belajar di perpustakaan. Apalagi di bawah tanah tak ada sinyal telepon.