Rabu 24 Oct 2012 07:53 WIB

Pengamat: Debat Terakhir Obama-Rommney tak Pengaruhi Pemilih

Rep: afriza hanifa/ Red: Taufik Rachman
Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney usai debat capres di Lynn University, Selasa (23/10).
Foto: Pablo Martinez Monsivais/AP
Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney usai debat capres di Lynn University, Selasa (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Debat ketiga antara dua kandidat presiden AS, Barack Obama dan Mitt Romney dinilai tak banyak mempengaruhi pemilu yang dihelat 9 November mendatang. Keduanya dinilai tak banyak menarik minat pemilih pada debat terakhir tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Politik Universitas Texas, Bruce Buchanan. Menurutnya, pertarungan pendapat antara Obama dan Romney kali ini tidak membawa kemungkinan perubahan jalannya persaingan pada pemilihan November mendatang. "Itu jenis perdebatan yang membuat kedua belah pihak merasa baik," ujarnya.

Menurut Buchanan, meski Obama nampak unggul dalam isu kebijakan luar negeri, namun tak banyak menarik kesan para pemilih. Sedangkan Romney, dengan isu ekonominya dinilai cukup efektif. "Obama memiliki ketajaman dalam kebijakan luar negeri, tapi itu bukan isu untuk meningkatkan pemilih. Adapun Romney membuat beberapa poin, dan itu sangat efektif dalam mengikat perekonomian ke dalam perdebatan tentang kekuatan negara," tuturnya.

Senada dengan Buchanan, Pakar Politik dari Hunter College, Jamie Chandler memandang debat ketiga tersebut tak banyak mempengaruhi suara yang diperoleh kedua kandidat. Isu yang diangkat dinilai hanya dapat menarik minat para pemilih yang paham isu luar negeri.

"Perdebatan kebijakan luar negeri setidaknya membawa dampak pada para pemilih yang memiliki pengetahuan tentang urusan luar negeri. Perdebatan ini hanya akan membawa dampak terbatas pada kampanye," ujarnya.

Menurut Jajak pendapat CNN, Obama secara keseluruhan mendapat kemenangan tipis. Suara yang ia dapatkan pun mengalami penurunan dari 48 persen menjadi 40 persen. Mayoritas pemilih meyakini Romney lulus ujian menjadi pemimpin.

Jajak pendapat CNN menyebutkan, 60 persen percaya Romney mampu menjalankan tanggung jawab tersebut. Presentase tersebut dinilai besar jika dibandingkan Obama yang hanya mendapat 66 persen namun telah menjabat sebagai pemimpin negeri paman sam tersebut.

Dalam jajak pendapat yang sama, menyatakan setengah pemilih mengatakan debat tak akan berpengaruh pada suara mereka. Meski demikian, saat pemilih tersebut disurvei, 24 persen mengatakan cenderung memilih Obama dan 25 persen cenderung ke Romney.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement