REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Utusan khusus bersama PBB-Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi dijadwalkan memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu mengenai situasi saat ini di Suriah.
Brahimi telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin oposisi dan pemerintah Suriah mengenai kemungkinan gencatan senjata selama liburan Idul Adha, yang dimulai pada Jumat (26/10), kata juru bicara PBB kepada wartawan di Markas PBB, New York, Selasa (23/10).
"Besok pagi, Brahimi akan memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan melalui konferensi video dalam konsultasinya tentang Suriah," kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky dalam taklimat harian di Markas PBB, New York, Selasa, sebagaimana dikutip Xinhua -- yang dipantau di Jakarta, Rabu ( 24/10) pagi.
Penjelasan Rabu tersebut kepada Dewan Keamanan PBB, yang memiliki 15 anggota, diselenggarakan setelah Brahimi, mantan menteri luar negeri Aljazair, bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam kunjungan keduanya ke Timur Tengah sejak ia diangkat menggantikan Kofi Annan, mantan sekretaris jenderal PBB, pada September untuk menengahi gencatan senjata bagi krisis Suriah.
Selama pertemuan di Ibu Kota Suriah, Damaskus, Presiden Bashar tersebut mengatakan negaranya terbuka bagi semua upaya tulus guna menemukan penyelesaian politik bagi krisis itu dengan dasar dihormatinya kedaulatan Suriah. Bashar menolak campur tangan asing di negerinya, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.
Presiden Suriah tersebut dan Brahimi mengadakan pertemuan "yang terbuka dan mendasar", kata Nesirky kepada wartawan di Markas PBB, Senin.
Ketika ditanya mengenai prospek gencatan senjata, Nesirky mengenang pertemuan Brahimi dengan Presiden Bashar al-Assad serta kekuatan oposisi, dan mengatakan Presiden Suriah itu "telah memberi reaksi positif bagi seruannya agar pemerintah mengumumkan jeda dalam operasi militer selama Idul Adha".
Liburan Idul Adha dimulai pada 26 Oktober dan berlangsung selama empat hari. Pada Selasa, Brahimi berada di Ibu Kota Mesir, Kairo.