REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberikan toleransi pada Rusmiati, guru SDN Purwosari 02 yang menghukum 23 muridnya memakan kertas. Pihak sekolah dianggap telah menyelesaikan masalah tersebut secara internal.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang, Nana Storada mengatakan, pihaknya mengedepankan rasa kemanusiaan dalam memandang kasus ini. Pasalnya, Rusmiati diduga sedang mengalami stroke sehingga perlu cara khusus dalam menanganinya.
"Kami khawatir guru tersebut akan terpuruk dan sakit, lagipula sekitar dua bulan lagi (akan) pensiun," katanya.
Tidak hanya itu, ia beranggapan pihak sekolah telah memberikan sanksi secara benar, berupa pengalihan beban tugas guru tersebut.
"Guru itu katanya tidak akan mengajar lagi, tapi dipindah bertugas di perpustakaan," ujar Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang guru SDN Purwosari 02, Rusmiati menghukum murid-muridnya dengan menyuruh mereka memakan kertas. Rusmiati marah karena peserta didiknya bermain kipas dari kertas hasil prakarya.
Rusmiati juga mengancam tidak akan mengikutsertakan para siswanya itu untuk ikut ujian bila kertas tersebut tidak tertelan. Tidak sampai disitu, Rusmiati juga menggusir ke-23 anak itu dari kelas.
Sontak hal ini mendapat protes keras dari orrang tua murid.