REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah Indonesia mulai memasuki Padang Arafah sekitar pukul 11.00 waktu Saudi atau pukul 15.00 WIB dengan mengenakan ihram (pria) dan mukena putih (perempuan). Sementara petugas haji Indonesia Daerah Kerja Jeddah sudah bergerak ke Padang Arafah sejak pukul 08.00 WIB, Rabu (24/10), mendahului jamaah untuk bersiap menyambut mereka di Arafah.
Gema talbiyah berkumandang disepanjang jalur Makkah dan Arafah menyambut panggilan Allah menunaikan ibadah haji. Sekretaris Satgas Arafah, Nur Alya Fitrah yang memantau di lapangan mengatakan hingga pukul 11.40 waktu Saudi perjalanan masih lancar. Petugas akan melakukan penyisiran hingga sore hari untuk memastikan semua jamaah sudah diberangkatkan ke Arafah.
Untuk jamaah yang sakit, petugas kesehatan akan mensafari wukuf mereka dengan ambulans. Praktik safari wukuf akan dilaksanakan pada Kamis (25/10) menjelang juhur esok. Penyambutan jamaah dilaksanakan oleh petugas Daker Jeddah yang menjadi Satuan Tugas Arafah. Petugas Daker Makkah menjadi Satgas Muzdalifah dan Daker Madina menjadi Satgas Mina.
Kabid Pelayanan Bimbingan Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi Surahmad mengatakan, wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling utama dan tidak dapat ditinggalkan atau digantikan dengan amalan yang lain. Artinya, jika tidak wukuf maka tidak sah hajinya.
Dia lalu mengutip hadis Rasullullah SAW, 'Haji adalah Arafah, barang siapa datang pada malam perkumpulan sebelum terbitnya fajar, maka sesungguhnya dia telah menemukan Haji".
Kondisi Padang Arafah yang terletak di sebelah selatan kota Makkah saat ini sudah banyak ditumbuhi pepohonan. Dia mengingatkan bahwa Wadi Uranah (lembah Uranah) yang berbatasan dengan Arafah secara geografis tidak termasuk wilayah Arafah sehingga jamaah haji tidak dibolehkan melaksanakan wukuf di Wadi Uranah.
Persiapan wukuf dilaksanakan sejak 8 Dzulhijjah, di mana seluruh jamaah haji akan berangkat menuju ke Arafah dengan berpakaian ihram dengan niat berhaji dari pemondokan di Makkah. Pada malam hari seluruh jamaah haji telah berada di Arafah dan memperbanyak zikir, berdoa, dan membaca Alquran.
Pelaksanaan wukuf dilakukan pada 9 Dzulhijjah, dimulai setelah zawal (tergelincir matahari) sampai terbit fajar 10 Dzulhijjah. Sebagai ibadah badaniah (ibadah fisik) pelaksanaan wukuf lebih fleksibel dari ibadah lainnya, jamaah haji yang melaksanakan wukuf tidak disyaratkan suci dari hadats kecil maupun hadats besar.
Pada saat melaksanakan wukuf disunahkan untuk memperbanyak dzikir, berdoa, tafakkur dan tadabbur, serta membaca Alquran. "Berdoalah yang baik-baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia. Berbicara atau berbincang-bincang tidak dilarang sepanjang tidak membicarakan yang kotor, berdebat atau bertengkar," kata Surahmat.
Pada hari wukuf (yaumil Arafah) 9 Dzulhijjah, disebut yamuil barakah, yaumil ijabah, karena pada hari itu Allah akan mengabulkan doa dan permohonan hamba-Nya (jamaah haji).
Oleh karena itu disarankan berdoa yang baik untuk kebaikan dan keberkahan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Tidak disarankan berdoa yang jelek (negatif), karena akan membawa kemudharatan bagi diri sendiri.
Jumlah Haji Indonesia 211.000 yang terdiri dari 194.000 jamaah reguler dan 17.000 jamaah yang dikoordinir Penyelenggara Ibadah Haji Khusus. Jamaah Indonesia terbagi dalam 72 maktab, 70 untuk jamaah reguler dan dua maktab untuk jamaah khusus.