Rabu 24 Oct 2012 22:01 WIB

KNPI: Pemerintah Jangan Campuri Konflik Internal Kami

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Logo KNPI
Logo KNPI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--DPP Komite Nasional Indonesia Pusat (KNPI) mendesak pemeritah tidak mengintervensi dualisme kepemimpinan yang ada di KNPI sekarang. Campur tangan pemerintah malah akan membuat pemuda kehilangan kemandiriannya.

"Biarkan pemuda menyelesaikan persoalannya sendiri," kata Ketua Umum DPP KNPI, Akbar Zulfakar kepada wartawan, Rabu (24/10), di kompleks MPR/DPR, Senayan Jakarta.

Akbar menyayangkan keluarnya Surat Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng ke kubu KNPI Taufan. Menurut dia SK itu bentuk ketidakbijakan pemerintah menyelesaikan dinamika KNPI. "Pemerintah mestinya bijak menyikapi dinamikan KNPI," kata Akbar.

KNPI sebagai lembaga pemuda yang independen mestinya tidak berdiri di bawah bayang-bayang pemerintah. KNPI menurut Akbar harus terbebas dari segala ketergantungan pada pemerintah baik dari sisi pendanaan maupun pelaksanaan visi dan misi organisasi.

Ketua Umum Pemuda-pemudi Minang, Muhammad Rafik menyatakan secara konstitusi, KNPI di bawah kepemimpinan Akbar yang sah. Alasan dia  KNPI versi Akbar telah disahkan dalam kongres putaran kedua yang mengagendakan pemilihan Ketua Umum. "Secara konstitusi kepengurusan KNPI Akbar Zulfakar yang sah," katanya.

Rafik menyatakan berdasarkan AD/ART KNPI, Ketua Umum hanya bisa dilantik dalam pemilihan satu putaran bila mendapat suara 50 persen plus 1. Yang terjadi sekarang, Taufan hanya memperoleh suara 36 persen. Artinya pemilihan mesti berlangsung dua putaran.

Menurut Rafik, kubu Akbar pernah melakukan upaya komunikasi dengan kubu Taufan lewat undangan pemilihan Ketua Umum di kongres kedua KNPI, namun pihak Taufan urung hadir. "Semua OKP di bawah KNPI ikut kongres," ujar Rafik.

Kendati menyesalkan adanya dualisme kepemimpinan tubuh KNPI, baik Akbar maupun Rafik sama-sama siap melakukan komunikasi dengan kubu Taufan guna menyelesaikan konflik di tubuh KNPI.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement