Kamis 25 Oct 2012 04:31 WIB

Drone AS Menyerang Lagi, 3 Tewas di Pakistan

Pesawat tanpa awak (drone) AS, Predator
Foto: AP
Pesawat tanpa awak (drone) AS, Predator

REPUBLIKA.CO.ID, MIRANSHAH, PAKISTAN - Pesawat tak berawak (drone) AS kembali beraksi menembakkan dua rudal ke sebuah kompleks militan di Pakistan baratlaut, Rabu (24/10). Serangan itu menewaskan tiga orang, kata sejumlah pejabat keamanan.

Satu rudal menghantam sebuah rumah di daerah Tappi, sekitar 20 kilometer sebelah timur Miranshah, kota utama di kawasan suku Waziristan Utara, yang disebut AS sebagai markas Taliban dan gerilyawan yang terkait dengan Alqaidah.

Satu rudal lagi mengenai sebuah kendaraan yang diparkir di luar bangunan itu, kata mereka. Menurut seorang pejabat di kota Peshawar, Pakistan baratlaut, mereka yang tewas dalam serangan itu adalah militan.

"Itu merupakan bangunan militan yang digunakan untuk menyimpan senjata dan amunisi," katanya. "Tiga militan tewas. Jumlah korban sedikit karena tidak banyak militan di dalam bangunan itu," tambah pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.

Penduduk setempat mengatakan, tiga sapi yang tampaknya hewan korban untuk hari raya Idul Adha pada Jumat juga mati akibat serangan tersebut.

Serangan pesawat tak berawak AS pada Rabu itu merupakan yang ketiga di daerah Miranshah bulan ini. Pada 11 Oktober, 18 orang yang sebagian besar dikabarkan warga Afghanistan, tewas dalam serangan pesawat tak berawak di daerah suku berdekatan, Orakzai. Serangan itu dianggap paling mematikan dalam waktu lebih dari setahun.

Waziristan Utara adalah salah satu dari tujuh daerah di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, dimana Taliban dan militan terkait Alqaidah memiliki pangkalan-pangkalan yang digunakan mengeplot serangan di Pakistan.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Alqaidah dan Taliban, menyusul langkah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Alqaidah di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement