REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Indonesia memerlukan kepemimpinan kaum muda yang berkomitmen untuk memerangi korupsi. "Bila Sumpah Pemuda 1928 para pemuda berkumpul untuk berikrar satu bangsa, tumpah darah dan bahasa, maka saat ini tantangan pemuda adalah ikut mengambil posisi dalam mengatasi permasalahan kebangsaan," kata Koordinator Bidang Politik Indonesian Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan di Jakarta, Kamis (24/10).
Abdullah mengatakan salah satu permasalahan krusial bangsa Indonesia saat ini adalah korupsi dan adanya usaha sebagian pihak untuk memperlemah upaya memerangi korupsi.
Karena itu, dia mengatakan ujian kaum muda ke depan adalah tetap konsisten dengan idealismenya dalam memerangi korupsi. Apalagi bila kaum muda sudah ambil bagian dalam politik kekuasaan negeri ini.
"Sebab, banyak figur muda yang sudah terjun ke politik kekuasaan ternyata juga terlibat korupsi. Kaum muda harus menyadari bahwa kekuasaan memang cenderung korup," ucapnya.
Di sisi lain, tutur Abdullah, masyarakat saat ini sudah mulai memahami arti penting dari memilih figur pemimpin yang bersih dan antikorupsi.
Menurut dia, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 merupakan salah satu preseden positif yang menunjukkan bahwa pemilih sudah menganggap figur yang bersih sebagai suatu hal yang penting.
"Pemimpin ke depan harus mampu menyelesaikan segala permasalahan kebangsaan, termasuk korupsi," ujarnya.
Ia mengemukakan, untuk memilih pemimpin nasional tidak perlu ada dikotomi tua-muda. Namun, regenerasi politik tetap perlu dilakukan supaya ada regenerasi kepemimpinan nasional.